REPUBLIKA.CO.ID, TANAH BUMBU---Perajin tenun Pagatan di Kusah Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Abdul Aziz menyebutkan produk lokal tersebut mampu menembus pasar dunia.
"Untuk memenuhi pasar domestik dan internasional, dalam satu bulan kami harus menyiapkan sebanyak 550 lembar untuk diekspor," kata Abdul Aziz, di Batulicin, Ahad (29/1/2023).
Ia mengatakan negara yang paling berminat terhadap produk kain tenun Pagatan, yakni Malaysia, Singapura dan Kairo. Bahkan saat ini Inggris juga minta dikirim kain tenun Pagatan sebanyak empat lembar untuk dikenalkan warga Benua Eropa tersebut.
Sebelumnya, Abdul Aziz pernah diminta oleh Warga Negara Prancis untuk mempresentasikan kain tenun Pagatan di negara itu, namun yang bersangkutan tidak menyanggupi tawaran tersebut karena terkendala biaya keberangkatan.
Menurut dia, yang menjadi daya tarik pembeli terhadap kain tenun Pagatan, yaitu alat produksi yang digunakan menggunakan sistem tradisional atau manual.
Keunggulan menggunakan sistem manual kualitas kain lebih baik, memiliki bahan yang lebih tebal, dan nilai estetika tinggi karena tenun produksi menggunakan sistem manual membutuhkan ketelitian dan memakan waktu yang cukup lama, maka nilai estetika yang tinggi mampu menjadi jaminannya.
"Saat ini karyawan yang dipekerjakan mencapai 25 karyawan. 15 orang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) dan sepuluh orang menggunakan alat penenun jenis geddok, untuk menyelesaikan satu lembar kain tenun memerlukan waktu tiga minggu hingga tiga bulan," ucap Aziz.
Untuk melestarikan kain tenun Pagatan, Aziz juga memberi pelatihan terhadap anak putus sekolah untuk belajar menenun secara gratis. "Bahkan kalau sudah terampil, yang bersangkutan direkrut menjadi karyawan," tutur Aziz.