Ahad 29 Jan 2023 13:12 WIB

Menhub: Pemerintah Kawal Penyelesaian Kereta Cepat

Menhub memastikan pemerintah terus mengawal penyelesaian proyek kereta cepat.

Red: Ahmad Fikri Noor
Kereta Cepat Jakarta Bandung saat ditinjau oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan sejumlah wartawan di Stasiun Tegal Alur, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023).  Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan pemerintah terus mengawal penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Foto: Republika/Nur Hasan Murtiaji
Kereta Cepat Jakarta Bandung saat ditinjau oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan sejumlah wartawan di Stasiun Tegal Alur, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023). Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan pemerintah terus mengawal penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan pemerintah terus mengawal penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

"Pak Luhut (Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan), Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir), dan saya ditugaskan Presiden (Joko Widodo) untuk mengawal proyek ini. Kereta ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa kita," ujar Budi saat meninjau proyek KCJB di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu  (29/1/2023) sebagaimana dikutip dari keterangan resminya.

Baca Juga

Saat ini, progres pembangunan konstruksi telah mencapai sekitar 84 persen atau menyisakan sekitar 16 persen lagi pekerjaan yang harus diselesaikan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan proyek pembangunan KCJB rampung pada Juni 2023 dan diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada Juli 2023.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, pembangunan proyek infrastruktur transportasi publik seperti KCJB diperlukan untuk mengatasi berbagai permasalahan, salah satunya masalah kemacetan.

"Kita tahu bahwa cost dari kemacetan itu triliunan. Oleh karena itu, Presiden Jokowi memberikan tantangan kepada kami untuk bangun MRT, LRT, kereta cepat, dan transportasi publik lainnya yang diharapkan bisa mengurangi kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan," ucapnya.

Ia menjelaskan, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memiliki kereta cepat yang berkecepatan hingga 360 km per jam. Selain itu, kata dia, kereta cepat tersebut juga dibangun dengan teknologi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan menambah pengalaman SDM di bidang perkeretaapian.

"Pembangunan MRT, LRT, dan kereta cepat yang berteknologi tinggi dapat menjadi laboratorium bagi anak bangsa untuk belajar. Di Eropa, Jepang, dan lainnya sudah biasa membangun. Oleh karenanya, kita harus melakukan suatu hal yang baru agar kita memiliki pengalaman dan bisa membangun infrastruktur transportasi publik dengan lebih baik lagi ke depannya," kata Budi.

Untuk mempersiapkan operasional KCJB, pemerintah juga telah menggandeng dua perusahaan konsultan asal Inggris, yaitu The Crossrail International dan Mott Macdonald Indonesia. Saat ini, pengerjaan proyek KCJB terus berlangsung untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan seperti track laying, sistem listrik aliran atas, dan penyiapan akses dan integrasi antarmoda agar semakin memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement