Ahad 29 Jan 2023 14:10 WIB

BRI Ungkap Faktor yang Pengaruhi Industri Bank ke Depan

BRI menjabarkan sejumlah faktor yang akan mempengaruhi industri perbankan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (ilustrasi). Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso menjabarkan sejumlah faktor yang akan mempengaruhi industri perbankan nasional ke depan mulai dari bonus demografi, praktik ESG, hingga keberadaan financial technology (fintech).
Foto: istimewa
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (ilustrasi). Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso menjabarkan sejumlah faktor yang akan mempengaruhi industri perbankan nasional ke depan mulai dari bonus demografi, praktik ESG, hingga keberadaan financial technology (fintech).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso menjabarkan sejumlah faktor yang akan mempengaruhi industri perbankan nasional ke depan mulai dari bonus demografi, praktik ESG, hingga keberadaan financial technology (fintech).

Sunarso menjelaskan, hal pertama yang mempengaruhi industri perbankan adalah bonus demografi penduduk. “Jadi, tren jumlah penduduk usia produktif akan meningkat mencapai 64 persen pada 2030 nanti. Ini adalah hal yang positif,” kata Sunarso melalui siaran pers yang diterima Republika, Ahad (29/1/2023).

Baca Juga

Faktor kedua adalah perubahan perilaku nasabah yang membuat transaksi digital payment meningkat lebih dari 30 persen sedangkan transaksi tunai turun menjadi 10 persen saja. Faktor ketiga yaitu implementasi praktik keuangan berkelanjutan Environmental, Social and Governance (ESG). 

"Concern investor terhadap aspek ESG berpengaruh terhadap perubahan tata kelola dan bisnis perbankan,” ujar Sunarso.

Selanjutnya, faktor keempat yakni low interest rate environment, tren penurunan credit yield yang berdampak pada Net Interest Margin (NIM) yang semakin tertekan. Pada 2020, menurut Sunarso, NIM perbankan bisa mencapai lebih 10 persen. Namun, pada 2022, angka tersebut turun hanya sekitar 6 persen.

"Saya pikir bank tetap didorong untuk memperluas fungsi intermediasinya karena dalam presentasi itu NIM-nya itu makin kecil. Kalau mau laba besar berarti ya harus cari nasabah sebanyak-banyaknya," urai Sunarso.

Faktor kelima adalah utilisasi data dan teknologi yang semakin dominan.  Penggunaan data analitik digunakan untuk mempercepat proses bisnis kredit underwriting dan marketing

Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi industri perbankan yaitu kompetisi dengan fintech. "Persaingan semakin ketat seiring dengan hadirnya pemain-pemain nonbank seperti fintech dengan berbagai dinamikanya," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement