REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina kembali menekankan tuntutan untuk menambah pengiriman senjata dari Barat. Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy mengatakan pada Sabtu (28/1/2023), Ukraina membutuhkan rudal jarak jauh untuk berperang agar lebih efektif melawan tentara Rusia.
Zelenskyy dalam pesan di Telegram menyatakan, pasukan Rusia melancarkan serangan rudal terhadap Kostiantynivka di wilayah Donetsk Sabtu pagi. Atas serangan ini, sebanyak tiga warga sipil meninggal dunia dan 14 lainnya luka-luka.
Menggarisbawahi bahwa tempat-tempat pemukiman menjadi sasaran serangan itu, Zelenskyy menggambarkan, pasukan Rusia melakukan serangan itu dengan rudal S-300. Dia mencatat dikutip dari Anadolu Agency, bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata untuk mencegah serangan serupa dan membatasi kapasitas tentara Rusia untuk serangan baru.
Tuntutan terbaru ini merupakan rangkain permintaan tambahan usai Jerman dan Amerika Serikat (AS) setuju untuk mengirimkan tank tercanggihnya. Beberapa negara lain di Eropa yang memiliki pasokan tank Leopard asal Jerman pun setuju untuk ikut digunakan dalam perang di Ukraina.
Bahkan Prancis, melalui Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna yang mengunjungi Odesa pada Kamis (26/1/2023), berjanji akan mempertimbangkan menyumbangkan memasok tank tempur utama Leclerc. Prancis sejauh ini telah setuju untuk mengirim kendaraan tempur lapis baja AMX-10 RC, tetapi berhenti berkomitmen untuk mengirim Leclerc.
Prancis berpendapat bahwa, tidak seperti Leopard Jerman yang ada di seluruh Eropa dengan ketersediaan sebanyak 2.000, hanya ada sekitar 200 Leclerc yang bisa digunakan. Armada itu juga tidak lagi diproduksi.