Senin 30 Jan 2023 01:25 WIB

Elon Musk Sebut China Pesaing Terbesar Industri Kendaraan Listrik

Pembuat mobil listrik dari China dinilai Elon bekerja paling keras dan paling cerdas.

Bos Tesla Elon Musk mengatakan bahwa pesaing terbesar pembuat mobil kendaraan listrik akan datang dari China, bukan Amerika Serikat.
Foto: EPA
Bos Tesla Elon Musk mengatakan bahwa pesaing terbesar pembuat mobil kendaraan listrik akan datang dari China, bukan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa pesaing terbesar pembuat mobil kendaraan listrik akan datang dari China, bukan Amerika Serikat. Menurut Elon, pembuat kendaraan listrik dari China dinilai bekerja paling keras dan paling cerdas, sehingga menjadi pesaing utama Tesla.

"Jika saya menebak, mungkin beberapa perusahaan dari China adalah yang paling mungkin berada di urutan kedua setelah Tesla,"seperti dikutip dari Carbuzz, Ahad (29/1/2023).

Baca Juga

Dalam sebuah konferensi bersama analis industri, Elon Musk mengatakan pembuat mobil China agresif menuju elektrifikasi dan pengembangan teknologi terkait. Adapun beberapa pembuat mobil China, antara lain termasuk Xpeng, Aito, dan BYD.

BYD bahkan merupakan merek EV terbesar di China yang terjual lebih banyak dari Tesla tahun lalu. Jumlah tersebut dihitung dari penjualan plug-in hybrid dengan kendaraan listrik.

Produsen mobil itu bahkan berencana menjual mobil di AS, tetapi menghentikan rencananya karena beberapa alasan. Menurut Asosiasi Mobil Penumpang China, China menjual 5,67 juta EV dan plug-in pada tahun 2022. Sementara di AS, hanya 918.464 plug-in yang terjual tahun lalu.

Ketergantungan Tesla pada China sangat jelas, ia memproduksi lebih dari 710.000 kendaraan di Shanghai Gigafactory tahun lalu, yang berarti sekitar 52 persen dari output globalnya. Dengan asumsi tidak ada gangguan besar terkait pandemi pada 2023, Musk percaya output global Tesla dapat mencapai 2 juta kendaraan.

Sementara itu, produsen mobil Amerika akhirnya mendekati titik produksi EV yang konsisten dan massal, tetapi butuh beberapa tahun untuk mengejar ketinggalan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement