Ahad 29 Jan 2023 20:17 WIB

Soal Pembakaran Alquran, Komunitas Yahudi: Mereka yang Bakar Buku, akan Bakar Orang 

Komunitas Yahudi peringatkan dampak dari aksi pembakaran Alquran di Swedia

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
 Rasmus Paludan, pemimpin partai anti-Islam sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras), membakar mushaf Alquran di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023).. Aksi itu ditanggapi dengan kemarahan dan protes di sekitar dunia sejak Paludan membakar kitab suci umat Islam di Stockholm seminggu sebelumnya.
Foto: EPA-EFE/Olafur Steinar Gestsson DENMARK OUT
Rasmus Paludan, pemimpin partai anti-Islam sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras), membakar mushaf Alquran di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023).. Aksi itu ditanggapi dengan kemarahan dan protes di sekitar dunia sejak Paludan membakar kitab suci umat Islam di Stockholm seminggu sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM - "Mereka yang membakar buku pada akhirnya akan membakar orang." Mengutip penulis terkenal Jerman-Yahudi, Heinrich Heine, Komunitas Yahudi dan Muslim di Swedia berusaha memperingatkan dunia. 

Pernyataan ini muncul menyusul aksi pembakaran Kitab Suci umat Islam, Alquran, yang terjadi baru-baru ini. Hal ini pun dikaitkan dengan pembakaran buku di Nazi Jerman. 

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan bersama, Dewan Resmi Komunitas Yahudi Swedia dan Kemitraan Persekutuan Muslim Yahudi AMANAH, disampaikan pembakaran buku seringkali menunjukkan awal dari normalisasi  kebencian terhadap suatu kelompok dalam masyarakat. 

"Secara historis (pembakaran buku) melawan Yahudi, sekarang melawan Muslim", kata pernyataan itu dikutip di Middle East Monitor, Ahad (29/1/2023). 

Mereka pun memperingatkan perilaku rasis dan ekstremis sekali lagi diizinkan untuk menyalahgunakan ruang demokrasi dan kebebasan berbicara, untuk menormalkan kebencian terhadap salah satu agama minoritas di Swedia, dengan membakar Alquran. 

Mengacu pada serangan intensif terhadap orang-orang Yahudi dan Muslim di negara itu, mereka pun menyatakan keprihatinannya. Dalam kehidupan masyarakat demokratis, setiap individu memiliki hak untuk merasa aman dan dihargai. 

"Dengan pernyataan ini, kami ingin mengungkapkan dukungan kami kepada Komunitas Muslim Swedia dan dengan jelas menyatakan setiap tindakan dan tanda prasangka dan kebencian tidak dapat diterima," lanjut mereka. 

Ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, dilaporkan membakar salinan Kitab Suci Muslim dalam protes yang disetujui polisi di ibu kota, Stockholm, pada akhir pekan lalu. 

Sehari kemudian, seorang politisi sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia, Pegida, Edwin Wagensveld, merobek halaman-halaman Alquran di Den Haag, ibu kota administratif Belanda. Video Wagensveld di Twitter menunjukkan dia membakar halaman-halaman Kitab Suci yang robek di dalam panci. 

 

 

Sumber: middleeastmonitor 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement