REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tim BSI Explore Solo menggelar pelatihan batik ecoprint untuk siswa SDN Karanganom 1 yang dilakukan secara offline, pada Rabu (18/1/2023). Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 4 hingga kelas 6 yang membuat batik ecoprint dengan memanfaatkan bahan alam di sekitar lingkungan.
Tegar Dwi Kurniawan mahasiswa program studi Sistem Informasi Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Solo yang merupakan salah satu anggota Tim BSI Explore Solo, mengatakan proses pembuatan batik ecoprint ini lebih gampang dan tidak seperti membuat batik pada umumnya.
“Batik ecoprint lebih mudah proses pembuatannya, tidak perlu punya keahlian mencanting yang harus berlatih sampai benar-benar mahir, sehingga semua siswa bisa membuatnya dengan mudah,” ungkap Tegar, Rabu (18/1/2023) lalu.
Ia juga mengatakan bahwa sesuai namanya, ecoprint dari kata eco asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak. Batik ecoprint dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar sebagai kain, pewarna, maupun pembuat pola motif.
“Pelatihan pembuatan batik ecoprint ini menggunakan media kertas buku yang dibatik menggunakan bahan-bahan yang memanfaatkan tanaman sekolah. Warnanya alami karena memanfaatkan tanaman yang ditanam di sekolah,” katanya.
Metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari zat warna daun yang diletakkan pada kertas buku. Adapun daun yang digunakan hanya daun yang dapat menimbulkan warna ketika pukul pada kertas buku, seperti daun jati, daun lanang, daun jarak, daun kaya afrika, dan beberapa jenis rumput seperti biden.
“Jenis teknik yang digunakan yaitu teknik pounding atau memukul daun tumbuhan ke atas kertas buku dengan batu,” tandasnya.