Jalur Kereta Api Pulau Madura Diminta Dihidupkan Kembali
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi kereta api | Foto: ANTARA FOTO
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bupati Sumenep, Jawa Timur, Achmad Fauzi meminta pemerintah pusat menghidupkan kembali jalur kereta di Pulau Madura. Menurutnya, reaktivasi jalur kereta perlu dilakukan demi memenuhi tingginya keinginan masyarakat, termasuk alternatif jika pemerintah pusat batal membangun jalan tol Trans Madura.
Selain itu, lanjut Fauzi, reaktivasi transportasi kereta bisa meningkatkan perekonomian di Pulau Madura. Ia mengatakan, ketika jalur kereta masih beroperasi, ada banyak komoditas yang diangkut dari Madura ke Surabaya, maupun wilayah Jatim lainnya. Dimana Madura kaya akan berbagai komoditas seperti garam, gula, jagung, dan daging sapi.
"Kayanya potensi ini membuat Madura bisa menjadi kekuatan andalan nasional untuk menopang target swasembada pangan. Namun, infrastruktur untuk menopang hal tersebut belum banyak difasilitasi," ujar Fauzi, Senin (30/1/2023).
Fauzi melanjutkan, dengan reaktivasi jalur kereta, akan ada pemangkasan waktu dalam perputaran komoditas. Artinya, lanjut Fauzi, dengan sendirinya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Madura. Fauzi pun mengaku telah bersurat ke Presiden Joko Widodo terkait permintaan kembali menghidupkan jalur kereta.
Fauzi pun mengajak kepala daerah lain di Pulau Madura untuk bersama-sama mengingatkan pemerintah pusat ihwal pentingnya reaktivitas jalur kereta.
"Jangan lupa, komoditas-komoditas seperti garam dan gula selama ini banyak didapat melalui importasi. Miliaran dolar yang harus dibayarkan. Jadi, kenapa tidak mengandalkan Madura yang kaya akan potensinya," ujar Fauzi.
Fauzi melanjutkan, Presiden Jokowi dalam lampiran Perpres nomor 80 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo Tengger Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan, turut menargetkan reaktivasi jaringan kereta api dari Kamal (Bangkalan) hingga Kalianget (Sumenep).
Dalam lampiran perpres juga tertera nilai estimasi investasi yang dibutuhkan, mencapai Rp 3,37 triliun. Di sisi lain, untuk menghubungkan jaringan rel ke Surabaya, juga dibuat masterplan pembangunan Autonomous Rail Rapid Transit (ART), yang menghubungkan Pelabuhan Kamal, Stasiun Bangkalan, menuju Stasiun Pasar Turi, Surabaya dengan estimasi investasi menvapai Rp 3,59 triliun.