REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas di Prancis, Sciences Po, melarang penggunaan kecerdasan buatan ChatGPT demi mencegah plagiarisme.
"Tanpa referensi yang transparan, mahasiswa dilarang menggunakan perangkat lunak untuk membuat tugas tertulis atau pemaparan, kecuali untuk tujuan kuliah tertentu, dengan pengawasan dari pengampu mata kuliah," kata Sciences Po, diberitakan Reuters, Sabtu (28/1/2023).
Universitas Prancis itu sudah mengirimkan surat elektronik kepada mahasiswa soal larangan penggunaan ChatGPT dan alat berbasis kecerdasan buatan serupa lainnya.
ChatGPT adalah perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan yang bisa menjawab pertanyaan apapun dalam cara yang mendekati manusia. Selain menjawab ChatGPT juga bisa membuat tulisan yang panjang, bahkan esai, puisi dan lelucon.
Sciences Po mengatakan hukuman terberat untuk penggunaan alat seperti ChatGPT adalah dikucilkan dari kampus, bahkan perguruan tinggi se-Prancis.
"Perangkat lunak ChatGPT menimbulkan pertanyaan penting untuk pendidik dan peneliti di seluruh dunia soal pemalsuan secara umum dan plagiarisme secara khusus," kata Sciences Po.
Kemampuan alat kecerdasan buatan itu membuat pakar mengkhawatirkan ChatGPT digunakan untuk mencontek dan praktik plagiarisme.
Sejumlah sekolah dan universitas di Amerika Serikat melarang penggunaan ChatGPT. Institusi pendidikan di sana berencana memperkecil jumlah pekerjaan rumah dan memperbanyak ujian esai dan oral.