Senin 30 Jan 2023 15:44 WIB

BI Waspada dan Optimistis Hadapi Gejolak Global di 2023

BI memperkirakan pada 2023 pertumbuhan ekonomi ada di kisaran 4,5 persen-5,3 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan evaluasi kebijakan 2022 dan arah kebijakan 2023 dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (31/1/2023).
Foto: Tangkapan layar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan evaluasi kebijakan 2022 dan arah kebijakan 2023 dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (31/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan tetap waspada dan optimistis untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam menghadapi gejolak global yang tidak menentu. Optimisme tersebut dituangkan dalam Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2022 dan Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah (KEKSI) 2022, yang merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Bank Indonesia.

"Tahun 2023 kita harus waspada, global masih belum bersahabat, masih bergejolak, tapi dengan keyakinan kita mari kita optimistis," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam peluncuran laporan tersebut yang dipantau di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Baca Juga

BI memperkirakan pada 2023 pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4,5 persen-5,3 persen, dan kemungkinan bisa mengarah ke 5 persen jika konsumsi meningkat signifikan. "Kemungkinan sekitar 4,9 persen, bisa saja kalau konsumsi cepat bisa mengarah ke 5 persen," ujarnya.

Perry mengatakan inflasi inti pada semester I 2023 dipastikan berada di bawah 4 persen. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran di bawah 4 persen pada semester II 2023.

"Bandingkan dengan dunia yang masih inflasi tinggi. Kami perkirakan bahwa transaksi berjalan akan balance sekitar nol persen, neraca pembayaran akan surplus, aliran modal telah masuk dan Insya Allah akan banyak masuk tidak hanya penanaman modal asing tapi juga investasi portfolio," tuturnya.

Sejak 1 Januari-26 Januari 2023, tercatat aliran modal asing masuk bersih Rp48,08 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Hingga 17 Januari 2023, investasi portofolio mencatat arus masuk bersih (net inflow) sebesar 4,6 miliar dolar AS.

Perry menyakini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat karena seluruh faktor fundamental ekonomi memberikan justifikasi dasar untuk penguatan nilai tukar rupiah.

"Pertumbuhan tinggi, inflasi rendah, neraca pembayaran surplus dan prospek ekonomi yang baik, dan itu mendasarkan keyakinan kami bahwa rupiah akan menguat setelah tentu saja gejolak global ini semakin mereda," ujarnya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement