Senin 30 Jan 2023 16:14 WIB

15,2 Juta Peserta BPJS Manfaatkan Layanan Skrining

Skrining dilakukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Petugas BPJS Kesehatan melakukan sosialisasi aplikasi Mobile JKN kepada warga di perkampungan Suku Bajau, Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Selasa (31/8/2021). Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan, BPJS Kesehatan terus melakukan program promotif preventif, termasuk melalui skrining kesehatan.
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Petugas BPJS Kesehatan melakukan sosialisasi aplikasi Mobile JKN kepada warga di perkampungan Suku Bajau, Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, Selasa (31/8/2021). Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan, BPJS Kesehatan terus melakukan program promotif preventif, termasuk melalui skrining kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan, BPJS Kesehatan terus melakukan program promotif preventif, termasuk melalui skrining kesehatan. Langkah ini dilakukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari penyakit tertentu.

Pada 2022, tercatat sebanyak 15,2 juta peserta JKN telah memanfaatkan layanan skrining BPJS Kesehatan, mulai dari skrining riwayat kesehatan, skrining diabetes melitus, skrining kanker serviks, dan skrining payudara. Karena, yang paling banyak memanfaatkan BPJS Kesehatan dengan biaya terbesar adalah kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Baca Juga

"Tercatat jumlah kasus pemanfaatannya lebih dari 31 juta kasus dengan biaya lebih dari Rp 27,5 triliun. Sementara, penyakit dengan biaya terbesar yang paling banyak dimanfaatkan oleh PBI adalah penyakit jantung, yaitu sebesar 4,2 juta kasus dengan biaya Rp 3,2 triliun. Terlihat paling diuntungkan dan terbantu atau paling banyak dana JKN digunakan adalah peserta PBI,” ujar Ghufron dalam acara Diskusi Publik Outlook 2023: 10 Tahun Program JKN, di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (30/1/2023).

Untuk merespons hal tersebut, BPJS Kesehatan menganggarkan dana tambahan sebesar Rp 9 triliun untuk pembiayaan perawatan kesehatan masyarakat yang muncul dari program skrining penyakit empat penyakit mematikan. Keempat penyakit yang diyakini memakan biaya paling besar pada BPJS Kesehatan yakni jantung, kanker, stroke dan penyakit ginjal.

"Dengan adanya skrining tahap awal, biaya kesehatan pasti akan meningkat, sehingga BPJS Kesehatan pada tahun ini menganggarkan khusus untuk skrining dan perawatan yang terdeteksi, paling tidak Rp 9 triliun tambahan alokasi anggaran," ujarnya.

Ia mengatakan, program skrining tersebut terdiri atas riwayat kesehatan, Diabetes Melitus, Kanker Serviks dan Kanker Payudara. Skrining riwayat kesehatan dapat dilakukan pserta melalui aplikasi Mobile JKN, Website BPJS Kesehatan, Chat Assistant BPJS Kesehatan (CHIKA) maupun dilakukan saat peserta berkunjung ke FKTP.

Skrining Diabetes Melitus dilakukan dengan pemeriksaan kadar gula darah. Skrining Kanker Serviks dilakukan melalui pemeriksaan IVA atau papsmer, sedangkan skrining kanker payudara dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement