REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 35 persen penyebab kesulitan mendapatkan keturunan berasal dari faktor suami. Sisanya merupakan faktor gangguan pematangan sel telur atau ovulasi.
"Biasanya kalau perempuan tidak matang telurnya, paling gampang dilihat adalah siklus haidnya tidak teratur," jelas Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus founder Smart IVF Prof Budi Wiweko saat dijumpai di RS Primaya Evasari, Rawasari, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).
Penyebab ketidaksuburan pada wanita juga bisa disebabkan karena masalah lainnya. Misalnya sumbatan pada saluran telur, mengalami nyeri haid karena endometriosis, hingga karena memiliki gangguan di dalam rahim.
"Kita tahu perempuan punya dua pabrik telur dan dua saluran telur. Di dalam saluran itulah akan bertemu sperma dan sel telur. Kalau terjadi sumbatan, maka tidak bisa bertemu," jelas Prof Budi.
Menurut Prof Budi, nyeri haid termasuk keluhan yang banyak dilaporkan perempuan. Ini bisa disebabkan karena adanya kista coklat atau endometriosis.
Selain itu, gangguan di dalam rahim juga dapat mendatangkan masalah kesuburan. Dalam rahim biasanya bisa terjadi gangguan embrio tidak bisa menempel kalau ada miom atau polip di dalamnya,.
Berbeda dari wanita yang bisa mendeteksi terjadinya gangguan kesuburan dari haid, Prof Budi menjelaskan bahwa laki-laki yang mengalami gangguan kesuburan hampir tidak merasakan keluhan. Oleh sebab itu, ia menyarankan agar laki-laki pun juga memeriksakan kesuburannya.
"Ini memang menarik nih. Kalau laki-laki itu tidak ada keluhannya. Hampir tidak ada keluhannya laki-laki yang mengalami infertilitas, kecuali dia disfungsi ereksi, jelas. Makanya penting untuk di cek spermanya. Nggak bisa dilihat kualitasnya dengan mata saja," ujar Prof Budi.