REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha menargetkan pada 2027 seluruh kabupaten dan kota di Indonesia sudah bisa menyediakan layanan pengobatan empat penyakit yang mematikan.
Diketahui, Kementerian Kesehatan menargetkan pada 2024 semua rumah sakit di seluruh provinsi mampu memberikan pelayanan dalam menangani penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Keempat penyakit tersebur diyakini memakan biaya paling besar di BPJS Kesehatan, yakni jantung, kanker, stroke, dan penyakit ginjal.
"Kita harus berkonsentrasi di empat penyakit yang mematikan dan belanja BPJS-nya tinggi, (yaitu) jantung, kanker, stroke, dan ginjal. Jadi kita ingin semua rumah sakit nanti di kabupaten kota, provinsi, dan juga pusat itu bisa melakukan pelayanan tersebut. Kalau sekarang kan orang sakit jantung di NTT harus ke Jakarta," kata Kunta saat ditemui di Jakarta, Senin (30/1/2023).
"Di 2024 ditargetkan sudah tersedia untuk semua provinsi dan untuk kabupaten dan kota 50 persen. Nanti di 2027 ditargetkan 100 persen untuk seluruh kabupaten dan kota," sambungnya.
Kemenkes, sambungnya, terus mendorong kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri. Termasuk meningkatkan jejaring surveilans dan persiapan tenaga kesehatan cadangan dalam merespons ancaman krisis kesehatan.
Sepanjang tahun 2022, layanan rujukan didorong agar dapat diakses oleh seluruh pasien di pelosok Indonesia. Ini dilakukan dengan menyalurkan bantuan untuk pemenuhan alat kesehatan penyakit prioritas, pendampingan kateterisasi jantung, dan bedah jantung terbuka.
Hasilnya, dana bantuan pemerintah telah disalurkan kepada 150 RSUD dan 25 RSUP di 34 provinsi untuk pemenuhan alat kesehatan penyakit prioritas.
Pada akhir tahun 2022 terdapat dana sebesar Rp 3,55 triliun yang digunakan untuk memenuhi alkes di RS daerah. Sampai saat ini, dana bantuan pemerintah 2022 ke 150 RSUD sudah tersalurkan 96,2 persen. Sementara bantuan pemerintah ke RS vertikal tersalurkan 100 persen.
Adapun alat kesehatan untuk pengobatan jantung dan stroke antara lain echocardiography, CT-scan, cath lab, set kamar OK, IABP, rotablator, IVUS-FFR, MRI, mikroskop neuro, heart lung machine, dan OCT. Sementara untuk kanker terdiri dari mammography, SPECT CT, flowcytometer, IHK, bronchoscopy, brachiterapy, CUSA, LINAC, PET-CT, CT simulator.
Ada pula alat kesehatan untuk uronefrologi adalah set endourology, ESWL, C-Am, USG doppler, video urodynamic, laser holmium, automated peritoneal dialysis, PCNL, URS, dan tissue typing. Kemenkes juga akan melengkapi alat kesehatan untuk kesehatan ibu dan anak, berupa mesin anestesi, patient monitor, ventilator, USG fetomaternal, inkubator Bayi, MALDI Tofs, laser ablation, HFOV, mesin nitrit oxide, HFOT, dan HFNC.