Selasa 31 Jan 2023 00:50 WIB

Ketum FPI Sebut Pembakaran Alquran oleh Paludan sebagai Terorisme

Di dua negara terjadi dua terorisme, dengan membiarkan penistaan agama.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
Peserta aksi bela Al-Quran melakukan Shalat Ashar berjamaah di Depan Kedubes Swedia, Kuningan , Jakarta, Senin (30/1/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Peserta aksi bela Al-Quran melakukan Shalat Ashar berjamaah di Depan Kedubes Swedia, Kuningan , Jakarta, Senin (30/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menantu Habib Rizieq Shihab, Habib Muhammad bin Husein Alatas, ikut dalam aksi unjuk rasa bela Alquran di Kedutaan Swedia, Kuningan, Jakarta, Senin (30/1/2023). Habib Muhammad yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Front Persaudaraan Islam (FPI), terus melantangkan suara takbir yang kemudian disambut takbir oleh massa Aksi Bela Alquran.

Dalam kesempatan itu, Habib Muhammad menyinggung, aksi pembakaran Alquran di Swedia dan penghinaan berupa perobekan kitab suci Alquran di Belanda. Dia menyebut, dua tindakan tersebut merupakan bentuk terorisme.

 

photo
Umat muslim mengikuti aksi bela Al-Quran di Depan Kedubes Swedia, Kuningan ,Jakarta, Senin (30/1/2023). Mereka mengecam Politikus Swedia-Denmark Rasmus Paludan yang membakar Kitab Suci Al-Quran. Selain itu mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memboikot produk dari Swedia yang ada di Indonesia. - (Republika/Prayogi.)

 

"Di dua negara terjadi dua terorisme, dengan membiarkan penistaan agama. Karena Indonesia punya hubungan diplomatik, maka hari ini warga negara Indonesia hadir kemari untuk memberi sikap keras kepada negara yang membiarkan penistaan agama," ujar dia dalam orasinya.

Sebelum akhirnya tim delegasi dari massa aksi bela Alquran memasuki kantor Kedutaan Swedia untuk menyampaikan tuntutan, Habib Muhammad, menegaskan, jika delegasi tidak diterima, maka massa akan terus bertahan hingga tuntutan diterima Kedutaan Swedia.

"Kalau delegasi kita tidak diterima, siap bertahan? Takbir.. Aparat, sampaikan agar Kedutaan Swedia menjemput delegasi untuk menerima surat pernyataan. Kalau tidak turun, siap naik? Takbir..," kata dia merujuk pada kantor Kedutaan Swedia yang berada di lantai 9 gedung.

Dia saat itu juga menekankan, jika delegasi tidak diterima, tentu umat Muslim akan semakin marah. "Kalau hari ini delegasi tidak diterima, kita tambah marah atau tidak? Siap bertahan? Takbir.. Umat Islam akan bergerak kalau delegasi kita tidak diterima," katanya kepada massa aksi. Jika tidak turun, usir Swedia sekarang juga," tuturnya.

Hingga kemudian, pada sekitar pukul 16.00 WIB, tim delegasi yang salah satunya Sekretaris Majelis Syuro PA 212 Slamet Maarif berjalan menuju kantor Kedutaan Swedia dengan kawalan aparat kepolisian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement