Selasa 31 Jan 2023 05:45 WIB

Islam Berkali-kali Dihina, Bagaimana Ajaran Rasulullah SAW Membalas Pelaku Jahat Itu?

Islam justru mengajarkan untuk membalas para pembenci dengan kasih sayang

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
 Rasmus Paludan, pemimpin partai anti-Islam sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras), membakar mushaf Alquran di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023).. Aksi itu ditanggapi dengan kemarahan dan protes di sekitar dunia sejak Paludan membakar kitab suci umat Islam di Stockholm seminggu sebelumnya.
Foto: EPA-EFE/Olafur Steinar Gestsson DENMARK OUT
Rasmus Paludan, pemimpin partai anti-Islam sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras), membakar mushaf Alquran di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023).. Aksi itu ditanggapi dengan kemarahan dan protes di sekitar dunia sejak Paludan membakar kitab suci umat Islam di Stockholm seminggu sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Alquran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada umat-Nya. Di dalamnya, berisi tuntunan dan wahyu Allah SWT dan menjadi hal yang sangat penting. 

Aksi pembakaran dan perobekan Alquran yang terjadi pada bulan ini jelas merupakan bentuk penghinaan dan memicu kemarahan umat Muslim seluruh dunia. 

Baca Juga

Namun, bagaimana Islam dan Alquran mengajarkan Muslim dalam menghadapi para pembenci? 

Asisten profesor tafsir di Universitas Usak, Turkiye, Nurullah Denizer, mengatakan bahwa untuk setiap agama, nilai-nilai sakral memiliki posisi penting dan tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. 

"Oleh karena itu, hal yang normal bereaksi terhadap orang yang tidak menghormati dan menyerang nilai-nilai agama. Namun, yang penting pada poin ini adalah bentuk dan batasan reaksinya," ujar dia dikutip di TRT World, Ahad (29/1/2023). 

Dalam ayat Alquran disebutkan bahwa Allah SWT berfirman sebagai berikut ini.

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

 

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS Al-Anam 108).   

Denizer menyebut ayat ini seolah membimbing orang-orang beriman tentang bagaimana seharusnya reaksi ini dilakukan. Pesan utama yang diberikan dalam ayat tersebut adalah orang tidak boleh saling menghina nilai-nilai suci satu sama lain. Namun, ayat tersebut menggambarkan reaksi orang yang dituju sebagai 'bodoh' dan 'transenden', jika terjadi situasi seperti itu. Dapat dikatakan bahwa itu menunjukkan mereka yang menghina nilai-nilai sakral tidak boleh ditanggapi dengan sebuah pemahaman atau pemakluman, tetapi situasi mereka harus diusahakan untuk dipahami. 

Lebih lanjut, dia menyebut Alquran memiliki beberapa ayat lain untuk mengatasi orang-orang yang penuh kebencian yang menyerang Islam dan para pengikutnya. Dalam ayat Ali Imran ayat 134, وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ 

Alquran mendefinisikan Muslim yang baik sebagai "orang yang menahan amarahnya dan yang memaafkan orang."

Namun, banyak cendekiawan berpendapat Alquran dan ajaran Nabi Muhammad SAW dapat mengubah tanggapan mereka, pada saat menghadapi peristiwa seperti pembakaran Alquran dan serangan lain terhadap keyakinan mereka.

Baca juga: Putuskan Bersyahadat, Mualaf JJC Skillz Artis Inggris: Islam Memberi Saya Kedamaian 

Alquran dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk menjaga jarak dari orang-orang yang mengejek umat Islam atau Islam. Di beberapa ayat, bahkan ada peringatan keras juga. Misalnya, ambil surat Al-Anam ayat 68-69: 

 وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ  ۚ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَىٰ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَمَا عَلَى الَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَلَٰكِنْ ذِكْرَىٰ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.”        

Denizer menyebut baik dan jahat tidak bisa sama. Dia pun mengimbau agar umat Muslim menolak kejahatan dengan langkah yang lebih baik, maka musuh akan menjadi sedekat teman dekat.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement