Selasa 31 Jan 2023 07:32 WIB

Pemerintah Dorong Aktivitas Ekonomi Masyarakat dan Pariwisata

Airlangga mengatakan, pemerintah berupaya mendorong belanja dalam negeri.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kanan) berbincang dengan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri), Mendagri Tito Karnavian (kedua kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/1/2023). Ratas tersebut membahas peningkatan aktivitas perekonomian dan pariwisata pascapencabutan PPKM.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kanan) berbincang dengan Menparekraf Sandiaga Uno (kiri), Mendagri Tito Karnavian (kedua kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/1/2023). Ratas tersebut membahas peningkatan aktivitas perekonomian dan pariwisata pascapencabutan PPKM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah berupaya mendorong belanja dalam negeri, konsumsi, dan investasi. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong beberapa sektor yang diharapkan mampu memicu pertumbuhan ekonomi nasional seperti sektor industri dan pariwisata.

“Kita lihat sinyal positifnya ada dari Purchasing Managers’ Index (PMI) pada Januari 53,3. Kemudian untuk production level di angka 56,2, lalu angka order from customer di angka 55 dan tentunya juga kita melihat impor, kredit, dan yang lain arahnya positif dan pertumbuhan ekonomi kita didorong oleh konsumsi dan ekspor dan kita harus menjaga domestic demand,” tuturnya dalam keterangan resmi, Senin (30/1/2023).

Baca Juga

Dalam keterangan pers bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno tersebut, Airlangga menyebutkan nilai PMI yang positif membuktikan terdapat peningkatan pada tingkat kepercayaan konsumen. Selain itu, sektor industri juga dilaporkan memiliki tingkat Indeks Kepercayaan Industri (IKK) yang positif pada angka 51,54 persen. Hal itu didominasi oleh sejumlah sektor seperti pengolahan tembakau, logam, peralatan listrik, mesin, logam dasar, makanan, alat angkutan, serta industri kertas.

Airlangga juga menuturkan, tabungan rumah tangga dan korporasi di perbankan selama masa pandemi dapat dimanfaatkan untuk mendorong peluang investasi. Sejumlah dana sektor swasta yang masih berada di perbankan juga dinilai perlu didorong agar net saving tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk capital expenditure. 

Selain itu, beberapa sektor yang memiliki pertumbuhan investasi positif seperti energi, otomotif, perdagangan, kesehatan, manufaktur, dan konsumsi juga akan terus didorong oleh pemerintah. Guna mengoptimalkan kondisi pemulihan ekonomi itu, sejumlah kebijakan juga telah disiapkan pemerintah seperti mendorong daya beli masyarakat, menjaga tingkat inflasi, memastikan stabilitas harga dan ketersediaan beberapa komoditas, mendorong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata, serta mendorong revisi turunan Perpu Cipta Kerja.

”Pemerintah akan terus melakukan hal-hal debottlenecking dari perizinan agar investasi masih bisa berjalan dengan baik. Pemerintah juga berkomitmen investasi PSN yang sejumlah 30 proyek pada 2023 ini estimasi nilainya Rp 360 triliun diharapkan seluruhnya bisa direalisasikan pada 2023,” jelasnya.

Ia memaparkan, kondisi perekonomian global tengah menunjukkan sejumlah perbaikan ditandai dengan terkendalinya laju inflasi, kenaikan harga energi yang tidak setinggi perkiraan semula, hingga adanya perubahan kebijakan net zero covid di China yang memberikan optimisme bagi pemulihan ekonomi. Meski begitu, masih terdapat potensi penurunan permintaan luar negeri yang membayangi. Itu terlihat dari proyeksi World Bank mengenai pertumbuhan volume perdagangan 2023 sebesar 1,6 persen atau turun dari empat persen pada 2022.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement