REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING—Perusahaan peramban internet utama Cina Baidu Inc berencana untuk meluncurkan layanan chatbot kecerdasan buatan (AI) yang mirip dengan ChatGPT OpenAI pada Maret.
Dilansir dari Reuters, Selasa (31/1/2023), Baidu berencana untuk meluncurkan layanan tersebut sebagai aplikasi mandiri dan secara bertahap menggabungkannya ke dalam mesin pencariannya, kata orang tersebut. Dia menolak untuk diidentifikasi karena informasinya bersifat rahasia.
Teknologi ChatGPT bekerja dengan belajar dari sejumlah besar data bagaimana menjawab permintaan pengguna dengan cara yang mirip manusia, menawarkan informasi seperti mesin pencari atau bahkan prosa seperti calon novelis.
Chatbot di China saat ini fokus pada interaksi sosial, sedangkan ChatGPT bekerja lebih baik pada tugas yang lebih profesional, seperti pemrograman dan penulisan esai. Baidu berencana untuk memasukkan hasil yang dihasilkan chatbot ketika pengguna membuat permintaan pencarian, bukan hanya tautan, kata orang tersebut.
Baidu yang berbasis di Beijing telah banyak berinvestasi dalam teknologi AI, termasuk dalam layanan cloud, chip, dan penggerak otonom, karena ingin mendiversifikasi sumber pendapatannya. Pada konferensi pengembang bulan lalu, Baidu meluncurkan tiga “kreator” bertenaga AI yang teknologinya memungkinkan mereka untuk berperan sebagai penulis skenario, ilustrator, editor, atau animator.
Di sisi lain, Reuters melaporkan Microsoft Corp memiliki investasi sebesar satu miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 14,9 triliun di OpenAi yang berbasis di San Francisco yang terlihat meningkat. Perusahaan juga telah bekerja untuk menambahkan perangkat lunak pembuat gambar OpenAi ke mesin pencari Bing-nya dalam tantangan baru untuk Google Alphabet Inc.