Selasa 31 Jan 2023 08:58 WIB

Waspada! Badan Pangan Minta Gejolak Minyak Goreng Jangan Terulang

Badan Pangan mendorong peningkatan pasokan dan distribusi stok minyak goreng.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga menunjukkan minyak goreng subsidi Minyakita di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Badan Pangan Nasional mendorong peningkatan pasokan dan distribusi stok minyak goreng demi mengantisipasi lonjakan permintaan pada Ramadhan dan Lebaran.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga menunjukkan minyak goreng subsidi Minyakita di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Badan Pangan Nasional mendorong peningkatan pasokan dan distribusi stok minyak goreng demi mengantisipasi lonjakan permintaan pada Ramadhan dan Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional mendorong peningkatan pasokan dan distribusi stok minyak goreng demi mengantisipasi lonjakan permintaan pada Ramadhan dan Lebaran. Hal itu demi mengantisipasi terulangnya gejolak minyak goreng yang terjadi berbulan-bulan pada tahun lalu.

"Kita bersama para produsen minyak goreng duduk bersama menyepakati komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng untuk tiga bulan ke depan dan akan kita review serta evaluasi secara berkala,” kata Arief dalam keterangan resminya, Selasa (31/1/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan, melalui komitmen tersebut, para produsen diminta menyediakan dan mendistribusikan minyak goreng rakyat sebesar 450 ribu ton per bulan atau meningkat 50 persen dari jumlah sebelumnya 300 ribu ton per bulan. Selain itu, para pelaku usaha juga diminta melakukan pembinaan kepada jaringan distribusi. Terutama untuk menjaga harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat konsumen Rp 14 ribu per liter untuk minyak goreng kemasan rakyat Minyakita dan Rp 15.500 per kg untuk minyak goreng curah.

“Penambahan jumlah pendistribusian dari 300 ribu ke 450 ribu (ton) saya rasa cukup," kata dia.

Ia menuturkan, komitmen para produsen telah ditandatangani dalam Surat Pernyataan Komitmen dalam rapat bersama yang digelar di Kementerian Perdagangan, Senin (30/1/2023). Arief meyakini, komitmen ini merupakan langkah yang baik untuk mengamankan suplai minyak goreng jelang hari besar keagamaan yang dipastikan akan mengalami lonjakan permintaan.

Berdsarkan data Prognosa Neraca Pangan periode Januari-Maret 2023, pada akhir Maret ini stok minyak goreng nasional diperkirakan sekitar 808 ribu ton, sedangkan kebutuhan minyak goreng nasional per bulan rata-rata sebanyak 401 ribu ton.

Arief juga menekankan pentingnya kontribusi para produsen minyak goreng dalam penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Minyak Goreng. Mengingat, tambahnya, ketersediaan CPP merupakan solusi jangka panjang untuk menjaga agar pasokan dan harga komoditas pangan tidak mengalami gejolak.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya tidak ingin kelangkaan minyak goreng yang terjadi di tahun lalu terjadi lagi. Untuk itu, pasokan minyak goreng harus ditambah sebagai persiapan untuk menghadapi lonjakan permintaan HBKN puasa dan lebaran pada Maret-April ini.

Ia berharap, dengan penambahan suplai sebanyak 50 persen ini Minyakita dapat kembali membanjiri pasar sehingga masyarakat bisa membeli minyak goreng dengan harga terjangkau sesuai HET.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement