Selasa 31 Jan 2023 09:13 WIB

Presiden Biden akan Akhiri Darurat Covid-19 pada 11 Mei

Joe Biden akan mengakhiri keadaan darurat nasional untuk Covid-19 pada 11 Mei.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengakhiri keadaan darurat nasional untuk Covid-19 pada 11 Mei.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengakhiri keadaan darurat nasional untuk Covid-19 pada 11 Mei.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengakhiri keadaan darurat nasional untuk Covid-19 pada 11 Mei. Langkah ini diambil karena sebagian besar dunia telah kembali mendekati keadaan normal, setelah pandemi virus corona merebak sekitar tiga tahun lalu.

Langkah untuk mengakhiri deklarasi darurat nasional dan darurat kesehatan masyarakat akan secara resmi merestrukturisasi respons pemerintah federal dalam menangani Covid-19 sebagai ancaman endemik terhadap kesehatan masyarakat. Keputusan ini diambil ketika anggota parlemen telah mengakhiri elemen darurat. Termasuk penarikan sebagian besar bantuan dana untuk penanggulangan Covid-19 federal. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan vaksin dan perawatan kesehatan.

Baca Juga

Mantan presiden Donald Trump pertama kali menyatakan pandemi Covid-19  sebagai darurat nasional pada 13 Maret 2020. Keadaan darurat telah berulang kali diperpanjang oleh Biden sejak dia menjabat pada Januari 2021. Gedung Putih mengatakan Biden berencana untuk memperpanjang keduanya secara singkat hingga berakhir pada 11 Mei.

"Berakhirnya deklarasi darurat akan menciptakan kekacauan dan ketidakpastian yang luas di seluruh sistem perawatan kesehatan untuk negara bagian, rumah sakit dan klinik dokter. Dan yang paling penting, untuk puluhan juta orang Amerika," ujar Kantor Manajemen dan Anggaran salam sebuah surat kepada Statement of Administration Policy.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, lebih dari 1,1 juta orang di AS telah meninggal karena Covid-19 sejak 2020, termasuk sekitar 3.700 kematian pada pekan lalu. Kongres telah menumpulkan jangkauan darurat kesehatan masyarakat yang berdampak paling langsung pada orang Amerika, karena seruan politik untuk mengakhiri deklarasi darurat semakin intensif.  

Dalam beberapa bulan terakhir, anggota parlemen telah menolak permintaan pemerintahan Biden untuk memperpanjang vaksin dan pengujian Covid-19 secara gratis. Tahun lalu Biden mengesahkan undang-undang paket bantuan Covid-19 senilai 1,7 triliun dolar AS.

Biaya vaksin Covid-19 juga diperkirakan akan meroket ketika pemerintah tidak lagi menggelontorkan bantuan. Pfizer mengatakan, mereka akan membebankan biaya hingga 130 dolar AS per dosis. Sejauh ini hanya 15 persen warga Amerika yang telah menerima dosis booste

"Dalam beberapa hal, pemerintahan Biden mengejar apa yang dialami banyak orang di negara ini. Konon, ratusan orang setiap hari masih meninggal karena Covid-19. Namun, beberapa hal akan berubah untuk orang Amerika setelah keadaan darurat berakhir," ujar Wakil Presiden Eksekutif untuk Kebijakan Kesehatan di Kaiser Family Foundation, Larry Levitt.

Levitt mengatakan, orang dengan asuransi swasta dapat memiliki biaya sendiri untuk vaksin, terutama jika mereka pergi ke penyedia di luar jaringan. Selain itu, pengujian Covid-19 secara gratis juga akan berakhir, dan rumah sakit tidak akan mendapatkan biaya tambahan untuk merawat pasien yang terinfeksi virus korona.

Pemerintahan Biden telah mempertimbangkan untuk mengakhiri keadaan darurat tahun lalu, tetapi ditunda karena kekhawatiran tentang potensi lonjakan kasus Covid-19 pada musim dingin. Selain itu, pemerintah memberikan waktu yang cukup bagi penyedia layanan, asuransi, dan pasien untuk mempersiapkan akhir status darurat.

Para pejabat AS mengatakan, pemerintah akan memanfaatkan waktu selama tiga bulan ke depan untuk mengalihkan tanggapan Covid-19 ke metode konvensional. Pemerintah  memperingatkan berakhirnya status darurat akan menabur kebingungan dan kekacauan.

 "Untuk lebih jelasnya, kelanjutan deklarasi darurat ini hingga 11 Mei tidak memberlakukan pembatasan sama sekali pada perilaku individu terkait Covid-19. Mereka tidak memberlakukan mandat masker atau mandat vaksin. Mereka tidak membatasi sekolah atau operasi bisnis. Mereka tidak memerlukan penggunaan obat-obatan atau tes apa pun dalam menanggapi kasus Covid-19," ujar pejabat pemerintah.

Jumlah kasus cenderung menurun selama liburan musim dingin, di bawah tingkat kasus pada dua musim dingin terakhir. Namun jumlah tes Covid-19 juga telah menurun tajam.

Politisi Partai Republik, Tom Cole, menuduh presiden memperpanjang keadaan darurat kesehatan masyarakat yang tidak perlu untuk mengambil tindakan atas masalah lain. Misalnya menghapus beberapa hutang pinjaman mahasiswa federal. Cole pada Senin (30/1/2023) mempromosikan rancangan undang-undang yang menyerukan berakhirnya status darurat Covid-19.

"Negara ini sebagian besar telah kembali normal. Setiap hari orang Amerika telah kembali bekerja dan sekolah tanpa batasan aktivitas. Sudah saatnya pemerintah mengakui kenyataan ini bahwa pandemi sudah berakhir," ujar Cole.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement