DK3P Jatim Bangun Budaya K3 Lewat Lomba Foto dan Video
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Poster lomba foto dan video Safety Challenge yang diadakan Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Timur. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Timur menggelar lomba foto dan video dalam upaya membangun kesadaran dan pembudayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi Jatim, Edi Priyanto, mengajak seluruh komponen masyarakat baik siswa setingkat SMA/ SMK, mahasiswa, hingga masyarakat umum untuk mengikuti lomba tersebut.
Dijelaskan, lomba yang digelar memperebutkan total hadiah Rp 22,5 juta. “Kami membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat baik pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum, dengan keterlibatan mereka akan mampu mendorong terbangunnya kesadaran dan percepatan pembudayaan perilaku K3 di masyarakat," ujar Edi, Selasa (31/1/2023).
Kompetisi ini dibuka mulai 1 hingga 28 Februari 2023. Caranya dengan mengunggah foto atau video melalui media sosial Instagram dengan memberikan mention pada akun Instagram @dk3p.jatim dan menuliskan hastag #BULANK3DK3P #DK3P.JATIM #PHOTOCHALLENGEDK3P serta menyebutkan atau mention lima orang.
"Peserta yang mengikuti Safety Challenge tersebut dapat mengikutkan hasil karyanya maksimal tiga karya dan wajib mengandung caption positif dengan tema utama 'Perilaku Selamat dan Sehat pada Aktivitas Kerja Formal atau Nonformal'. Terhadap karya berupa video dibatasi durasi waktunya maksimal satu menit," kata Edi.
Ia melanjutkan, kompetisi tersebut dibagi menjadi tiga kategori. Yaitu kategori siswa SMA/ SMK sederajat, mahasiswa, dan masyarakat. Dua dari tiga kategori peserta merupakan komunitas generasi muda yaitu para generasi milenial hingga generasi Z yang memang menjadi sasaran utama dari upaya membangun kesadaran dan pembudayaan.
"Karena generasi muda tersebut ke depan akan menjadi generasi penerus pemimpin bangsa ini. Merekalah yang akan menjadi generasi pengantar komunikasi dalam pembudayaan K3 pada setiap aktivitas kehidupan dalam masyarakat," ujarnya.
Edi menambahkan, upaya mendorong pembudayaan K3 pada masyarakat yang bekerja secara formal maupun nonformal membutuhkan dukungan dan peran aktif dari semua pihak serta lapisan masyarakat. Maka masyarakat harus banyak dilibatkan sebagai change agent dalam pembudayaan K3 tersebut.
"Berbagai upaya penyadaran perilaku budaya selamat dan sehat harus terus menerus dilakukan secara berkesinambungan agar mampu menekan angka kecelakaan kerja dan timbulnya penyakit akibat kerja,” jelas dia.