Selasa 31 Jan 2023 13:15 WIB

Soal Isu Reshuffle, Airlangga: Soal Politik Tunggu Hari Rabu

Presiden disebut sudah mengevaluasi kinerja para menterinya.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Foto: Dok pribadi
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan tanggapannya terkait isu reshuffle yang disebut-sebut akan dilakukan pada 1 Februari esok. Ia pun meminta untuk menunggu kabar di hari Rabu.

“Kalau politik nanti saja, tunggu hari Rabu. Setiap hari Rabu ditungguin,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Baca Juga

Saat ditanya lebih lanjut apakah sudah ada agenda di Istana untuk Rabu esok, Airlangga hanya menjawab belum mengetahui. “Belum tahu,” kata dia.

Sementara, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga mengaku belum mengetahui rencana reshuffle dalam waktu dekat. Ia menyebut hanya fokus mengerjakan masalah investasi di Indonesia, bukan mengevaluasi kinerja para menteri.

“Saya malah ga tau ada reshuffle. (Evaluasi) Saya nggak tau ya karena kebetulan kan saya ngurus investasi, saya bukan menteri mengevalusi kinerja,” ujar Bahlil.

Ia mengatakan, sebagai menteri hanya bertugas membantu kerja presiden. Penilaian terhadap kinerja para menteri pun dilakukan oleh Presiden sebagai komandannya.

“Bapak Presiden itu kan adalah komandan, kami menteri ini adalah pembantu, ya namanya pembantu pasti ada penilaian dari bosnya. Ya yang tau nilai berapa nilai berapa itu hanya bos saja, kami sesama sopir angkot ga boleh mendahului dan saling menilai, saya kan belum tentu bagus juga masa mau nilai yang lain,” jelas dia.

Bahlil juga mengaku sulit untuk menebak penilaian dari Presiden terhadap para jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju. “Bapak Presiden ini kan orang Jawa Solo, beda dengan orang Papua, kalau orang Papua marah kelihatan mukanya, kalau Jawa Solo ini kan marah atau tidak marah sama saja, jadi saya pun susah untuk menebak,” kata Bahlil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement