REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Belakangan ini, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat menerima laporan dari masyarakat yang merasa kecopetan telepon genggam (HP) saat mengunjungi Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung. Ada dua titik di lingkungan masjid tersebut yang diduga rawan pencopetan.
Menurut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Jawa Barat (Jabar) M Ade Afriandi, berdasarkan laporan awal, warga yang diduga kecopetan itu rata-rata lokasinya di area jembatan atau tempat parkir. “Area rawannya itu ya. Jadi, kan mereka berfoto, kemudian di jembatan masuk ya atau jembatan ke luar, ke arah plaza," ujar Ade Afriandi kepada Republika, Selasa (31/1/2023).
Ade mengatakan, di dua lokasi tersebut sering kali ramai pengunjung, terutama saat hari liburan. Karena itu, di lokasi tersebut bisa jadi rawan copet beraksi. “Ya karena di situ kan selalu terjadi penumpukan,” katanya.
Ade mengimbau masyarakat yang berkunjung ke Masjid Raya Al Jabbar agar lebih waspada. Masyarakat juga diminta mengikuti arahan dari petugas. “Secara keseluruhan kewaspadaan dari kita semua,” katanya.
Masyarakat diharapkan selalu menjaga barang bawaannya, agar tidak menjadi sasaran copet. “Kemudian juga sebaiknya menggunakan tas yang tak mengundang copet. Itu yang perlu diketahui dan diperhatikan,” kata Ade.
Dalam upaya pengawasan dan pengamanan di area Masjid Raya Al Jabbar, Ade mengatakan, sudah disiapkan kamera CCTV di 200 titik. Menurut dia, pemantauan lewat CCTV itu terpusat di ruang kontrol atau ruang monitor.
Untuk mengoptimalkannya, Ade mengatakan, ke depan pantauan kamera CCTV diupayakan bisa dilakukan lewat HP. “Rencananya begitu, untuk petugas keamanan bisa memantau dari HP. Tapi, sampai sekarang memang itu belum bisa,” kata dia.
Menurut Ade, pemantauan dilakukan di posko, serta oleh petugas langsung di lapangan. Sementara ini, kata dia, petugas yang memantau CCTV di ruang monitor menggunakan alat komunikasi untuk berkoordinasi dengan petugas di lapangan.