Marak Kabar Penculikan Anak, Pemprov Jateng Buka Layanan Konsultasi
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. | Foto: Republika/Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Maraknya informasi atau kabar tentang penculikan anak di sejumlah daerah turut menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Gubernur menegaskan pemprov melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) telah membuka care center untuk pendampingan pada perempuan dan anak.
Adapun nomor kontak yang bisa dihubungi yakni di nomor 085799664444 untuk layanan kekerasan atau konsultasi kekerasan. “Selain itu juga ada layanan konsultasi keluarga pada nomor 0857999972111 atau juga bisa menghubungi nomor 024 76632577,” jelas gubernur.
Bukan hanya DP3AP2KB, orang nomor satu di Provinsi Jateng ini juga memerintahkan semua dinas mengaktifkan dan menyosialisasikan nomor kontak dalam menyikapi isu maraknya penculikan anak belakangan ini.
Dengan adanya nomor kontak di tiap-tiap dinas, lanjutnya, akan memudahkan masyarakat dalam mengakses laporan, aduan bisa juga lewat aplikasi. “Tapi wabil khusus edukasi kepada orangtua untuk menjaga anak-anaknya,” tegas Ganjar.
Gubernur juga mengakui, sudah banyak mendapat pesan WhatsApp terkait isu penculikan dan bahkan seolah-olah menjadi gawat. Namun, ini tetap menjadi perhatian serius bersama.
“Bahwa orang bisa melakukan tindakan kriminal penculikan anak, trafficking, dan apa pun terkait dengan anak, kita mesti peduli,” tegasnya.
Pada bagian lain, gubernur meminta masyarakat agar tidak panik merespons kabar maraknya penculikan anak tersebut. Ia lantas mengajak para orangtua supaya lebih peduli kepada anak-anaknya.
"Jangan bikin cemas masyarakat dengan isu penculikan dan sebagainya, laporkan. Keluarga mesti menjaga anak-anaknya, sayangilah anaknya,” kata dia.
Bahkan, lanjutnya, punya kepedulian untuk melindungi dan sayang, bukan hanya kepada anak sendiri melainkan juga kepada semua anak yang lain. “Siapapun, kalau ada anak kecil, kita harus merasa bahwa itu anak kita,” ujarnya.