Selasa 31 Jan 2023 21:36 WIB

Jokowi: PSI Harus Optimistis Bisa Masuk Senayan

Jokowi menceritakan bagaimana pengalamannya hadapi Covid-19.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: tangkapan layar
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) agar optimistis bisa masuk ke Senayan pada 2024 nanti. Hal itu disampaikan Jokowi di perayaan HUT ke-8 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Selasa (31/1).

“Sekali lagi semuanya harus optimis bahwa PSI bisa masuk Senayan pada tahun 2024. PSI menang pasti menang,” kata Jokowi.

Baca Juga

Jokowi mengaku tak pernah pesimistis dalam melakukan sesuatu. Meskipun begitu, ia menceritakan sempat merasa gagap dan bingung saat menghadapi pandemi Covid-19 ketika pertama kali terjadi di Indonesia.

“Tapi pada suatu titik saya bisa tenang dan jernih kembali. Karena memang ini saya tanya ke semua negara, wong saya telpon. Gak ada yang bisa menjelaskan yang betul-betul saya yakin,” ujarnya.

Saat pandemi terjadi di Indonesia, Jokowi menyebut langsung menghubungi Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Dirjen WHO pun meminta agar hanya yang sakit saja yang mengenakan masker. Namun arahan dari WHO pun kemudian berubah dalam waktu singkat.

“Saya langsung telpon Dirjen WHO dr Tedros. Beliau menyampaikan pokoknya yang sakit pakai masker semua Presiden Jokowi. Oke, kita sampaikan ke publik yang batuk-batuk yang sakit pakai masker. Yang lain ga usah, karena mencari masker sangat sulit saat itu. Baru dua minggu ganti lagi dia telpon, semua harus pakai masker Presiden Jokowi, semua tidak terkecuali semua,” cerita Jokowi.

Karena itu, Jokowi pun meminta agar seluruh kader PSI tetap optimistis bisa masuk ke Senayan. “PSI harus bisa masuk Senayan. Jangan berpikiran pesimis, saya setuju tadi, sis Grace menyampaikan optimis,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement