REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pola makan bergizi seimbang perlu terus diperkuat guna mencegah terjadinya stunting. "Penguatan edukasi mengenai pentingnya pola makan bergizi seimbang harus terus dioptimalkan," kata Masdalina Pane dihubungi di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menjelaskan bahwa masyarakat perlu terus diingatkan bahwa pemenuhan nutrisi harian perlu disesuaikan dengan kebutuhan seorang anak. Sementara itu, dia menambahkan, orang tua juga perlu memastikan bahwa kebutuhan nutrisi anak-anak mereka telah terpenuhi dan disesuaikan dengan usianya.
"Pastikan kebutuhan makronutrien dan mikronutrien anak telah terpenuhi melalui pola makan bergizi seimbang," katanya.
"Terkadang anak-anak sulit menghabiskan makanan yang disajikan sehingga orang tua perlu telaten dan memastikan asupan bagi anak-anak mereka telah sesuai dengan kebutuhan harian," tambahnya.
Dia menambahkan, dengan adanya sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang maka diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat. "Selain itu juga diharapkan mendorong pembudayaan dan perbaikan perilaku gizi di tengah masyarakat dalam rangka mendukung upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tanah air," katanya.
Sementara itu, Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan bahwa intervensi gizi spesifik dan sensitif merupakan salah satu kunci utama dalam mencegah terjadinya stunting. Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan intervensi gizi spesifik adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya tengkes atau stunting.
"Intervensi gizi spesifik meliputi pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, suplementasi vitamin A, suplementasi mikronutrien, dan suplementasi zinc, serta besi," katanya.
Sementara, intervensi gizi sensitif merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya stunting.
"Intervensi gizi sensitif meliputi pencegahan dan pengobatan balita yang sakit, tata kelola kasus malnutrisi akut sedang dan berat, penyediaan air dan sanitasi, hingga pemberian obat cacing," katanya.