REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING— China mengutuk serangan terhadap salah satu masjid di Peshawar, Pakistan, Senin (30/1/2023), yang menewaskan sekitar 93 orang dan melukai 57 lainnya.
"Kami sangat terkejut atas kejadian itu dan mengutuk keras serangan tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri ChinaMao Ning di Beijing, Selasa (31/1/2023(.
Selanjutnya dia menyampaikan duka cita yang mendalam bagi para korban yang meninggal dan bersimpati kepada para korban yang terluka. "China menentang segala bentuk terorisme," ujarMao dalam pengarahan pers rutin itu.
Pihaknya mendukung upaya Pakistan dalam memerangi terorisme demi mempertahankan stabilitas nasional dan melindungi kehidupan dan keselamatan warganya. Otoritas Pakistan masih melakukan penyelidikan atas serangan brutal tersebut.
Hingga saat ini juga belum ada pihak-pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di dalam masjid yang dipenuhi ratusan orang itu.
Peristiwa maut itu terjadi setelah seseorang meledakkan diri dengan bom di dalam sebuah masjid penuh jamaah di sebuah kompleks yang dijaga sangat ketat di Peshawar, kota yang bergolak di barat laut Pakistan, seperti dilaporkan oleh kantor berita Anadolu.
Pelaku berhasil melewati beberapa barikade yang dijaga pasukan keamanan untuk masuk ke "Zona Merah", yang merupakan kompleks perumahan polisi dan kantor-kantor antiterorisme di Peshawar, kata kepolisian.
Saat kejadian, ruangan masjid dipenuhi oleh sekitar 400 orang dan pengebom meledakkan diri ketika ratusan orang berbaris untuk melaksanakan shalat.
Ledakan hebat itu menyebabkan lantai dua bangunan masjid itu roboh dan menimpa banyak anggota jamaah.
Gambar-gambar yang ditayangkan di televisi memperlihatkan para petugas menapaki atap bangunan yang runtuh agar bisa masuk ke bawah untuk menyelamatkan para korban yang terkubur reruntuhan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, yang sedang berkunjung ke Timur Tengah, menyampaikan unggahan di Twitter, bahwa pengeboman di Peshawar adalah serangan yang mengerikan. "Terorisme dengan alasan apa pun di tempat mana pun tidak dapat dipertahankan," katanya.
Kecaman juga datang dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Islamabad, serta Kedutaan Besar Arab Saudi. Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut pemboman itu sangat menjijikkan karena menargetkan tempat ibadah.