Rabu 01 Feb 2023 05:30 WIB

Wapres: NU tak Lakukan Islamisasi

Wapres nilai jika NU lakukan Islamisasi akan mengganggu hubunan antar pemeluk agama.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Wapres: NU Tidak Melakukan Islamisasi. Foto: Wapres KH Maruf Amin
Foto: dok. istimewa
Wapres: NU Tidak Melakukan Islamisasi. Foto: Wapres KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Nahdlatul Ulama tidak melakukan islamisasi kepada orang non Islam. Menurut Kiai Ma'ruf, islamisasi ini akan mengganggu hubungan antar pemeluk agama.

"NU tidak melakukan Islamisasi ya, sebab itu akan mengganggu hubungan antar pemeluk agama, kecuali orang itu mau melakukan sendiri," kata Kiai Ma'ruf saat menghadiri Anugerah Satu Abad Nahdlatul Ulama di Teater Tanah Air, TMII, Selasa (31/1/2022).

Baca Juga

Kiai Ma'ruf mengatakan, NU sebaiknya melakukan santrinisasi kepada umat Islam yang belum menjalankan agamanya secara benar. Ini disampaikan Ma'ruf sebagai harapannya di usai NU yang masuk ke 100 tahun atau satu abad.

Ma'ruf berharap langkah-langkah NU lebih mengutamakan perbaikan. Perbaikan ini kata Kiai Ma'ruf dengan didasarkan pada paham ahlisunnah waljamaah, cara berpikir NU yang moderat, dinamis, tidak statis, dan tidak konservatif

"Bersifat perbaikan tetapi ada metode, landasaannya yang digunakan. Ada dasar-dasarnya, batasan-batasannya, itulah landasan berpikir yang kita gunakan dalam NU," ujarnya.

Mantan Rais Aam PBNU mengatakan, perbaikan diantaranya masalah agama, masalah-masalah kemasyarakatan, masalah politik, sosial, ekonomi, budaya, memperbaiki umat, memperbaiki bangsa dan negara, dan memperbaiki dunia.

"Memperbaiki umat dan masyarakat ke arah yang lebih baik. Bahasa saya memperbaiki umat itu santrinisasi umat. Jadi umat ini kita santrikan semua supaya berpikir santri dan juga berperilaku santri," ujarnya.

Dengan begitu, Maruf berharap warga NU menjadi umat terbaik, umat yang mampu melakukan amar ma'ruf nahi munkar sesuai cara dakwah nadhiyah atau dakwah keilmuan. Selain itu, penting juga membangun umat yang kuat, umat yang memiliki ketangguhan rilisiensi.

Hal ini sebagai spirit untuk membangun dan mencintai tanah air.

"Di dalamnya ada menjaga tanah air dari perpecahan, dari upaya-upaya yang merusak yang memecah belah bangsa. Ini bagian daripada tugas NU. Juga dalam rangka menguatkan negara, ikut berkontribusi di dalam pembangunan menuju Indonesia maju, Indonesia emas di tahun 2045 nanti," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement