REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif dalam rentang level 6.812–6.931 pada perdagangan Rabu (1/2/2023). Kemarin IHSG ditutup melemah sebesar 0,48 persen atau terkoreksi 33,13 poin di level 6.839,34.
Ajaib Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG akan dipengaruhi sejumlah sentimen hari ini. International Monetary Fund (IMF) pada World Economic Outlook edisi Januari 2023, merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 5 persen.
Di sisi lain, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi dengan jenis Pertamax Turbo dan Pertamina Dex Kembali disesuaikan untuk seluruh wilayah Indonesia per 1 Februari 2023. Untuk wilayah Jabodetabek, Pertamax Turbo naik menjadi Rp 14.850 per liter dan Pertamina Dex naik menjadi Rp 16.850 per liter.
Dari mancanegara, NBS Manufacturing PMI China periode Januari 2023 tercatat pada level ekspansif di level 50,1, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang tercatat di level 47 dan di atas konsensus sebelumnya di level 49,8. Sementara NBS Non-Manufacturing PMI China tercatat di level 54,4 lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang tercatat pada level 41,6.
Ekspansi tersebut merupakan yang pertama setelah empat bulan beruntun mengalami kontraksi. Hal tersebut dipicu dari melonggarnya zero covid policy yang diterapkan di China.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih merekomendasikan sejumlah saham untuk diperdagangkan hari ini.
BMRI
Buy :9.950
TP :10.250
Stop loss: <9.700
BMRI bullish diatas MA-100, MA-20 dan MA-5, berpotensi lanjut penguatan yang didukung MACD bar histogram pada level positif dan MACD line bergerak naik.
BMRI catatkan kinerja cemerlang. Pertumbuhan kredit yang melesat 14,5 persen YoY membawa pendapatan bunga bersih (NII) naik 20,3 persen YoY menjadi Rp 87 triliun. Secara bottom line laba bersih BMRI mengalami akselerasi 46,9 persen YoY menjadi Rp 41,17 triliun. Rasio NIM naik di level 5,5 persen dibandingkan tahun 2021 di level 5,1 persen.
EXCL
Buy :2.300
TP :2.370
Stop loss: <2.220
EXCL berpotensi mengalami reversal, berada diatas MA-5 dengan membentuk pola bullish engulfing. Volume mengalami penguatan dan indikator stochastic oscillator golden cross di area oversold.
Pada kinerja hingga September 2022 EXCL berhasil mencetak pendapatan Rp 21,59 triliun, naik 9,06 persen YoY. Raihan tersebut ditopang oleh pertumbuhan average revenue per user (ARPU) menjadi Rp 40.000 dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 37.000 dengan total pengguna 57,4 juta. Setelah merampungkan right issue, diharapkan kinerja keuangan EXCL akan lebih baik ke depan.
Baca juga : Badan Pangan: Kenaikan Harga Beras Sudah tidak Normal
BRMS
Buy :184
TP :190
Stop loss: <176
BRMS bullish jangka pendek diatas pergerakan MA-5 dan MA-100, berpotensi menguat yang ditandai dengan pola bullish piercing. MACD bar histogram positif dan MACD line di atas centerline.
Rampungnya pembangunan pabrik emas kedua milik BRMS di Palu pada 2022 lalu menopang kapasitas produksi BRMS. Pabrik kedua tersebut diproyeksikan memiliki kapasitas penuh 4,000 ton bijih emas per hari. Adapun di sepanjang tahun 2023 BRMS menargetkan produksi emas bisa mencapai 25 ribu troy ons.
Baca juga : Harga Emas Antam Naik Tipis Hari Ini