Rabu 01 Feb 2023 14:05 WIB

Erick Thohir: Alhamdulillah, Mayoritas BUMN Kini Lebih Sehat 

Erick Thohir menyebut masih sembilan BUMN lagi yang merugi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan mayoritas perusahaan pelat merah kini jauh lebih baik dari sebelumnya.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan mayoritas perusahaan pelat merah kini jauh lebih baik dari sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, mayoritas perusahaan pelat merah kini jauh lebih baik dari sebelumnya. Indikatornya terlihat dari kinerja keuangan yang tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Kalau usaha itu, ada untung, ada rugi. Cuma kalau lebih banyak rugi, itu untung bodoh atau pintar? Ya, bodoh. Alhamdulillah, dari 41 BUMN, sekarang mayoritas sehat, hanya sembilan yang masih merugi. Bukan jelek, tapi merugi," ujar pria kelahiran Jakarta itu usai menghadiri Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Baca Juga

Erick menyampaikan, total laba konsolidasi BUMN pada kuartal III 2022 telah menyentuh angka Rp 155 triliun atau lebih tinggi dari laba konsolidasi pada 2021 yang mencapai Rp 125 triliun. Erick optimistis laba konsolidasi BUMN pada 2022 dapat jauh lebih tinggi dari Rp 155 triliun.

"Mudah-mudahan karena ini belum tutup buku 2022, nanti di 2023, setelah audit mudah-mudahan di atas Rp 200 triliun," ucap Erick.

Erick menilai peningkatan laba BUMN akan berdampak signifikan bagi kontribusi kepada negara melalui pajak, bagi hasil, dan dividen. Hal itu akan memperkuat keuangan negara.

"Tadi disampaikan Bapak Presiden, kita harus melanjutkan program-program yang pro rakyat. Jangan sampai pada 2045 ketika rata-rata pendapatan kita 21 ribu-29 ribu dolar AS, tapi kesenjangan makin tinggi karena tetesannya itu yang ke besar-besar saja, enggak boleh. Itulah kenapa kita juga mengintervensi supaya ini tidak jauh," kata Erick menambahkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement