Rabu 01 Feb 2023 14:06 WIB

Provinsi di Kanada Berhenti Persekusi Orang Bawa Narkoba

Kanada berupaya untuk mengatasi krisis overdosis narkoba.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Provinsi British Columbia, Kanada, mulai program untuk berhenti mempersekusi orang yang membawa narkoba seperti heroin, ekstasi, meth dan kokain dalam jumlah kecil.
Foto: Blogspot.com
Provinsi British Columbia, Kanada, mulai program untuk berhenti mempersekusi orang yang membawa narkoba seperti heroin, ekstasi, meth dan kokain dalam jumlah kecil.

REPUBLIKA.CO.ID, VANCOUVER -- Provinsi British Columbia, Kanada, mulai program untuk berhenti mempersekusi orang yang membawa narkoba seperti heroin, ekstasi, meth dan kokain dalam jumlah kecil. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi krisis overdosis narkoba.

Data resmi menunjukkan sejak tahun 2016 sepertiga dari 32 ribu kematian akibat overdosis narkoba nasional terjadi di Provinsi British Columbia. Tahun itu provinsi tersebut menyatakan overdosis sebagai masalah kesehatan masyarakat darurat.

Masalah ini semakin parah dengan pandemi Covid-19 yang mengganggu rantai pasokan narkoba dan layanan bantuan. Sehingga masyarakat menggunakan narkoba yang lebih beracun yang mereka gunakan sendiri.

Data awal yang dirilis Provinsi British Columbia Selasa (31/1/2023) menunjukkan pada tahun 2022 terdapat 2.272 kematian akibat keracunan narkoba. Angka kematian overdosis tahunan tertinggi yang pernah tercatat di bawah 2021 yang memiliki 34 kematian lebih banyak.  

Pada bulan Mei lalu Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan akan mengizinkan provinsi itu dekriminalisasi narkoba sebagai program percontohan di Kanada. Pemerintah British Columbia berharap dengan tidak memproses hukum orang yang membawa sedikit narkoba, mereka dapat mengatasi masalah kesehatan dibandingkan melalui sistem peradilan.

Pemerintah provinsi mengatakan langkah ini untuk mengurangi stigma pada jenis zat yang digunakan dan mempermudah masyarakat mendekati pihak berwenang untuk meminta panduan.

Profesor University of Toronto Robert Schwartz mengatakan langkah ini patut dipuji sebagai langkah pertama. Tapi masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah narkoba.

"Masalah yang kami miliki dengan zat ini sangat besar, pasokan narkoba sangat merugikan, untuk benar-benar mengatasi ini, kami membutuhkan pendekatan kesehatan masyarakat yang komprehensif, dekriminalisasi merupakan langkah pertama," kata Schwartz, Rabu (1/2/2023).

Narkoba yang masuk dalam daftar kebijakan ini termasuk fentanil dan jenis opioid lainnya masih ilegal. Tapi hanya kepemilikan di atas 2,5 gram yang dapat ditahan.

"Selama bertahun-tahun kami memiliki kebijakan de facto untuk tidak menangkap orang yang menggunakannya sendiri," kata juru bicara Departemen Kepolisian Vancouver.

Namun, katanya, perubahan ini artinya semakin sedikit narkoba yang akan disita. Daerah Kanada lainnya memantau program awal ini dengan seksama. Mereka juga menghadapi krisis over dosis narkoba.

Banyak pakar kesehatan yang berpendapat dekriminalisasi narkoba akan mendorong pengguna untuk memakainya di ruang yang lebih aman. Sehingga dapat diakses petugas medis.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement