Rabu 01 Feb 2023 18:54 WIB

Khofifah: Seabad NU Berperan Bangun Peradaban Manusia

Khofifah mengatakan, peringatan seabad NU momentum memaknai perjuangan pendahulu

Red: Erdy Nasrul
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) berbicara tentang satu abad NU.
Foto: ANTARA/Rizal Hanafi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) berbicara tentang satu abad NU.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan Nahdlatul Ulama (NU) yang memasuki usia 100 tahun atau seabad berperan membangun peradaban manusia.

"NU berperan besar dalam upaya perbaikan kehidupan manusia yang berdasar pada Islam ala ahlissunnah wal jamaah," kata Khofifah melalui keterangan tertulis di Surabaya, Rabu (1/2/2023).

Baca Juga

Khofifah mengungkapkan peringatan seabad NU momentum memaknai perjuangan pendahulu sebagai semangat di masa kini dalam menghadapi masa depan. Puncaknya akan digelar pada 7 Februari 2023 di Sidoarjo, Jawa Timur,

"Ini adalah momen tabarruk atau mengais barokah dari perjuangan besar yang telah dilakukan oleh para pendahulu NU," ujar dia.

Mantan Menteri Sosial itu mengapresiasi penganugerahan sejumlah tokoh nasional dalam rangkaian peringatan 1 abad NU yang digelar di Jakarta, Senin (31/1) lalu.

Gubernur Khofifah membacakan nominasi penganugerahan tokoh nasional tersebut yang kemudian penghargaannya diserahkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NU Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf.

Sederet tokoh nasional yang mendapatkan penghargaan di antaranya Ir Soekarno yang diterima oleh Megawati Soekarnoputri, KH Wachid Hasyim yang diterima oleh Firly Wahid, KH Abdurrahman Wahid yang diterima oleh Shinta Nuriyah Wahid dan Usmar Ismail yang diterima oleh Nurudin Ismail.

Menurut Khofifah, kegiatan "Anugerah 1 Abad NU" ini merupakan apresiasi terhadap tokoh nasional atas jasa dan kontribusi nyata yang sejalan dengan cita-cita NU.

"Kegiatan NU selanjutnya harus mengedepankan langkah yang bersifat perbaikan," ujar Khofifah.

Khofifah menjelaskan, perbaikan tersebut didasarkan pada faham ahlussunnah wal jamaah, yang selama ini menjadi dasar cara berpikir NU.

"Karakter fikrah nahdliyah adalah cara berfikir yang moderat, dinamis, bersifat perbaikan, dengan segala metode dan landasan yang digunakan serta batasan-batasannya. Landasan berfikir itulah yang dilakukan NU untuk mengentaskan masalah keagamaan, politik, sosial, ekonomi dan budaya. Termasuk juga dalam konteks memperbaiki umat, negara dan memperbaiki dunia ke arah yg lebih baik," kata Ketua Umum Muslimat NU itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement