REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Januari 2023 tercatat 0,34 persen secara bulanan dan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Desember 2022 sebesar 0,66 persen. Bank Indonesia (BI) memastikan terus memperkuat respons kebijakan moneter.
“BI terus terus berkoordinasi dengan pemerintah guna memastikan penurunan dan terkendalinya inflasi tersebut,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (1/2/2023) malam.
Ke depan, Erwin mengatakan, BI meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 2-4 persen pada semester I 2023. Lalu juga inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 2-4 persen pada semester II 2023.
Realisasi inflasi tersebut terutama didorong oleh penurunan inflasi kelompok volatile food dan administered prices. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tercatat 5,28 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,51 persen.
“Perkembangan positif inflasi IHK ini tidak terlepas dari pengaruh koordinasi kebijakan pengendalian inflasi dengan pemerintah pusat, daerah, dan mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” jelas Erwin.
Selain itu, BPS juga mencatat inflasi inti sebesar 0,33 persen pada Januari 2023 atau meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,22 persen. Peningkatan inflasi inti tersebut sejalan dengan pola musiman awal tahun, terutama terjadi di inflasi komoditas sewa rumah dan kontrak rumah.
Secara tahunan, BPS mencatat inflasi inti Januari 2023 sebesar 3,27 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,36 persen.