Rabu 01 Feb 2023 20:04 WIB

Sekjen NATO: Kerja Sama Rusia-China Ancaman Eropa

NATO sedang berusaha mencari banyak sekutu di kawasan Indo-Pasifik.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (kiri) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengadakan jumpa pers bersama di Tokyo, Jepang,  Selasa (31/1/2023). Stoltenberg mengunjungi Jepang untuk memperkuat hubungan bilateral antara negara tersebut dan UE.
Foto: EPA-EFE/Takashi Aoyama / POOL
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (kiri) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengadakan jumpa pers bersama di Tokyo, Jepang, Selasa (31/1/2023). Stoltenberg mengunjungi Jepang untuk memperkuat hubungan bilateral antara negara tersebut dan UE.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sekretaris Jenderal aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan pada Rabu (1/2/2023), peningkatan ketegasan dan kerja sama China dengan Rusia menimbulkan ancaman tidak hanya bagi Asia tetapi juga bagi Eropa. NATO sedang berusaha mencari banyak sekutu di kawasan Indo-Pasifik.

Stoltenberg mengatakan, China semakin berinvestasi dalam senjata nuklir dan rudal jarak jauh tanpa memberikan transparansi. Beijing dinilai tidak terlibat dalam dialog yang berarti tentang pengendalian senjata untuk senjata atom.

Baca Juga

Selain itu, Stoltenberg menuduh, China meningkatkan paksaan terhadap tetangganya dan ancaman terhadap Taiwan. “Fakta bahwa Rusia dan China semakin dekat dan investasi signifikan oleh China dan kemampuan militer canggih baru hanya menggarisbawahi bahwa China menimbulkan ancaman, menimbulkan tantangan juga bagi sekutu NATO,” kata Stoltenberg kepada hadirin di Keio University Tokyo.

Menurut Stoltenberg, keamanan bukan bersifat regional tetapi global. "NATO perlu memastikan kita memiliki teman. Penting untuk bekerja lebih erat dengan mitra kami di Indo-Pasifik," ujarnya.

China dinilai semakin bekerja sama dengan Rusia dan memimpin penolakan otoriter terhadap tatanan internasional yang berbasis aturan, terbuka, dan demokratis. Stoltenberg mengatakan, NATO tidak menganggap China sebagai musuh atau mencari konfrontasi. Justru aliansi tersebut berusaha terus terlibat dengan China di bidang kepentingan bersama, seperti perubahan iklim.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning membela China sebagai kekuatan untuk perdamaian dan stabilitas regional serta global. Dia mengkritik NATO karena melabeli China sebagai ancaman dan memperluas hubungan militernya ke Asia.

"NATO terus berusaha untuk melampaui zona dan ruang lingkup pertahanan tradisionalnya, memperkuat hubungan militer dan keamanan dengan negara-negara Asia Pasifik dan memainkan ancaman China,” kata Mao.

“Saya ingin menekankan bahwa Asia-Pasifik bukanlah medan pertempuran untuk kontes geopolitik dan tidak menerima mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok," ujarnya.

Stoltenberg dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengadakan pembicaraan pada Selasa (31/1/2023). Keduanya setuju untuk meningkatkan kemitraan dalam keamanan di dunia maya, luar angkasa, pertahanan, dan bidang lainnya.

Selain Jepang, NATO juga memperkuat kerja sama praktis dengan Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Kerja sama ini meliputi keamanan siber maritim dan bidang lainnya, serta meningkatkan partisipasi para pemimpin dan menteri dalam pertemuan NATO.

Kishida pun mengumumkan rencana Jepang untuk membuka kantor perwakilan di NATO. Negara sekutu dekat Amerika Serikat (AS) ini dalam beberapa tahun terakhir memperluas hubungan militernya dengan negara Indo-Pasifik lainnya serta dengan Inggris, Eropa, dan NATO. Tindakan ini dilakukan di tengah meningkatnya ancaman keamanan dari China dan Korea Utara (Korut).

Tokyo dengan cepat bergabung dalam sanksi ekonomi yang dipimpin AS terhadap perang Rusia di Ukraina dan memberikan bantuan kemanusiaan dan peralatan pertahanan non-agresif untuk Ukraina. Jepang khawatir agresi Rusia di Eropa dapat tercermin di Asia, kekhawatiran tumbuh atas meningkatnya ketegasan China dan meningkatnya ketegangan atas klaimnya atas Taiwan.

Stoltenberg tiba di Jepang dari Korea Selatan (Korsel) pada Senin malam. Dia meminta Seoul untuk memberikan dukungan militer langsung ke Kiev untuk membantunya melawan invasi Moskow.

Korut mengutuk kunjungan Stoltenberg ke Korsel dan Jepang. Pyongyang mengatakan, bahwa NATO sedang mencoba untuk menempatkan pasukan militernya di kawasan itu untuk menekan sekutu Washington di Asia agar menyediakan senjata ke Kiev.

Pyongyang juga mengkritik peningkatan kerja sama antara NATO dan sekutu Washington di Asia sebagai proses untuk menciptakan NATO versi Asia. Korut mengatakan hal itu akan meningkatkan ketegangan di kawasan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement