Kamis 02 Feb 2023 05:00 WIB

Guru Pesantren di Depok Divonis 18 Tahun Penjara karena Cabuli Santri

Baik jaksa hingga terdakwa mengatakan, telah menerima keputusan dari majelis hakim.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto
Guru sebuah pesantren di Beji, Depok, Ahmad Fadhilah Ramadhan atau Ustadz Ramadhan dengan hukuman 18 tahun penjara dan denda Rp 500 juta oleh Pengadilan Negeri (PN) Depok, Rabu (1/2/2023). Ramadhan terbukti bersalah mencabuli korban R (10 tahun) saat berada di pesantren.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Guru sebuah pesantren di Beji, Depok, Ahmad Fadhilah Ramadhan atau Ustadz Ramadhan dengan hukuman 18 tahun penjara dan denda Rp 500 juta oleh Pengadilan Negeri (PN) Depok, Rabu (1/2/2023). Ramadhan terbukti bersalah mencabuli korban R (10 tahun) saat berada di pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pengadilan Negeri (PN) Depok memvonis seorang guru pesantren di Beji, Depok, Ahmad Fadhilah Ramadhan atau Ustadz Ramadhan dengan hukuman 18 tahun penjara dan denda Rp 500 juta. Ramadhan terbukti bersalah mencabuli korban R (10 tahun) saat di berada pesantren.

"Ahmad Fadhillah Ramadhan atau Ustadz Ramadhan terbukti secara sah dan meyakinkan berusaha melakukan tindak pidana kekerasan. Memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya yang dilakukan oleh pendidik sebagaimana dalam dakwaan alternatif pertama," ucap Hakim Ketua, Divo Ardianto, Rabu (1/2/2023).

Baca Juga

"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa 18 tahun dan denda sejumlah Rp 500 juta dengan ketentuan. Apabila denda tersebut tidak dibayar, diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan," tambahnya.

Setelah putusan tersebut, baik jaksa hingga terdakwa mengatakan, telah menerima keputusan dari majelis hakim. Putusan Hakim juga berkesesuaian dengan tuntutan sebelumnya, yakni 18 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan.

Kasus pencabulan ini mulai dilaporkan pada 2022 lalu dengan belasan santriwati di pondok pesantren Riyadhul Jannah diduga telah menjadi korban pencabulan oleh ustadz dan kakak kelasnya. Kasus tersebut dilaporkan ke Polda Metro Jaya dan pesantren tempat kejadian juga sempat digeledah polisi.

Kuasa hukum korban, Megawati, mengatakan, bahwa terdapat 11 santriwati yang diduga menjadi korban pencabulan. Namun, baru beberapa orang saja yang berani melaporkan kejadian tersebut.

Menurutnya, akibat perbuatan pelaku, korban hingga kini masih dalam masa konseling. Dia menuturkan, sangat prihatin dengan kondisi korban.

"Korban keluarga korban masih menjalani konseling lagi. Lagi menjalani konseling sampai saat ini, jadi bayangkan sampai saat ini masih menjalani konseling,"ujarnya setelah sidang putusan di PN Depok. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement