REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Ketua Mekanisme Koordinasi antara organisasi parlementer dan serikat pekerja sekaligus Wakil Presiden Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Majelis Parlemen Eropa (OSCE PA) Reinhold Lopatka menegaskan penolakannya terhadap pembakaran dan perobekan Alquran di Swedia, Belanda, dan Denmark oleh ekstremis.
"Pembakaran Alquran adalah pelanggaran dan tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara," katanya, dilansir dari Gulf Times, Rabu (1/2/2023).
Dalam sebuah pernyataan kepada Kantor Berita Qatar (QNA), Lopatka mengatakan peristiwa semacam itu tidak dapat diterima. Lopatka menegaskan dirinya tidak dapat memaafkan tindakan semacam itu (membakar kitab suci agama lain).
Menurutnya, orang-orang yang membakar Alquran berlebihan dan tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara. Justru tindakan membakar Alquran itu merugikan negara dan perasaan banyak orang. Padahal batas kebebasan berbicara adalah menghargai perasaan orang lain.
Lopatka menyatakan agama harus bekerja untuk membangun perdamaian, dan setiap orang harus menghormati agama. Ia menambahkan Eropa menghadapi masalah seperti Islamofobia. Maka sangat penting untuk memastikan bahwa ada rasa saling menghormati untuk semua agama di seluruh dunia, baik itu Kristen, Yudaisme atau Islam, mengungkapkan rasa hormat pribadinya untuk semua agama.
Ketua Mekanisme Koordinasi ini juga memuji upaya Qatar melawan terorisme di seluruh dunia. Dia menekankan Qatar adalah salah satu negara yang sangat mendukung perang melawan terorisme.