Kamis 02 Feb 2023 13:38 WIB

Mantan Komandan Wagner Minta Maaf Atas Perang di Ukraina

Mantan komandan tentara bayaran Rusia, Wagner Group mengatakan ingin meminta maaf

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Mantan komandan tentara bayaran Rusia, Wagner Group mengatakan ingin meminta maaf atas perang di Ukraina.
Foto: AP Photo/Darko Vojinovic
Mantan komandan tentara bayaran Rusia, Wagner Group mengatakan ingin meminta maaf atas perang di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Mantan komandan tentara bayaran Rusia, Wagner Group mengatakan ingin meminta maaf atas perang di Ukraina. Andrei Medvedev yang melarikan diri ke Norwegia ingin berbicara ke publik untuk membawa pelaku kekejian perang di Ukraina ke pengadilan.

Pria berusia 26 tahun itu menyeberangi perbatasan Rusia-Norwegia pada 13 Januari lalu. Ia mengatakan melihat pembunuhan dan perlakuan sewenang-wenang narapidana Rusia yang dibawa ke Ukraina untuk berperang untuk Wagner.

Baca Juga

Medvedev mengatakan ia kabur lewat perbatasan Artik, memanjat pagar kawat berduri dan menghindari petugas patroli. Ia mendengar suara tembak saat ia berlari ke dalam hutan dan sungai beku yang memisahkan dua negara. Kini ia mencari suaka di Norwegia.

"Banyak yang menganggap saya penjahat, bajingan, pembunuh, pertama, saya ingin meminta maaf, dan meski saya tidak bagaimana akan diterima, saya ingin meminta maaf," katanya, Rabu (1/2/2023).

"Saya ingin menjelaskan saya bukan orang itu, ya saya bertugas di Wagner, ada beberapa kejadian (dalam cerita saya) yang tidak disukai orang-orang, pada dasarnya saya bergabung dengan mereka, tapi tidak semua orang terlahir pintar," tambahnya.

Medvedev mengatakan ia ingin mengungkapkan pengalamannya di medan perang sehingga "pelaku dihukum" atas kejahatan mereka di Ukraina.

"Saya memutuskan untuk melawannya di publik, untuk membantu memastikan pelaku di kasus-kasus tertentu dihukum, dan saya akan mencoba memberikan sedikit kontribusi saya," katanya.

Wagner terlibat dalam perang di wilayah timur Donetsk, Ukraina. Pekan lalu dilaporkan di selatan Rusia terdapat kuburan yang diduga kuburan narapidana yang direkrut Wagner untuk berperang di Ukraina.

Badan kepolisian nasional Norwegia yang bertanggung jawab menyelidiki kejahatan perang, Kripos, mulai mewawancara Medvedev tentang pengalamannya di Ukraina. Statusnya adalah saksi. Pernyataannya belum dapat diverifikasi secara mandiri.

Pendiri Wagner yang merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Yevgeny Prigozhin mengatakan Medvedev bekerja di unit Wagner di Norwegia. Prigozhin menuduhnya "menganiaya tahanan."

"Hati-hati, dia sangat berbahaya," kata Prigozhin. Wagner belum menanggapi permintaan komentar.

Medvedev lahir di Tomsk, Siberia. Ia mengatakan di bawa ke panti asuhan saat berusia 12 tahun setelah ibunya meninggal dan ayahnya menghilang. Ia masuk militer Rusia pada tahun 2014 saat berusia 18 tahun. Medvedev bertugas di Brigade Lintas Udara ke-31 di Ulyanovsk.

"Itu penugasan pertama saya di Donbas," tambah Medvedev yang menolak memberikan detail lebih lanjut.

Konflik di timur Ukraina di mulai pada tahun 2014 ketika presiden pro-Rusia dijatuhkan revolusi Maidan dan Rusia menganeksasi Crimea. Sementara separatis yang didukung Rusia di Donbas yang terdiri dari Donetsk dan Luhansk ingin melepaskan diri dari Ukraina.

Medvedev mengaku pernah dipenjara beberapa kali termasuk dalam kasus perampokan. Saat keluar dari penjara untuk terakhir kalinya, ia memutuskan bergabung dengan Wagner pada Juli 2022.

Medvedev mengatakan ia tidak direkrut langsung saat keluar dari penjara. Tapi memutuskan bergabung karena menyadari pada akhirnya kemungkinan ia akan dikerahkan di angkatan bersenjata Rusia.  

Ia menandatangani kontrak empat bulan dengan gaji bulanan sekitar 250 ribu rubel atau 3.575 dolar AS. Ia tiba di Ukraina pada 16 Juli dan berperang di dekat Bakhmut.

"Itu kacau, jalanan menuju Artemovsk dipenuhi mayat tentara kami, kekalahan sangat besar, saya melihat banyak teman mati," katanya menggunakan bahasa Rusia untuk Bakhmut.

Di Wagner, Medvedev memimpin sebuah skuad, ia menerima perintah dari komandan peleton dan merencanakan misi pertempuran. Ia mengatakan melihat "aksi berani dari kedua belah pihak."

Medvedev mengatakan ia melihat dua orang yang tidak ingin berperang ditembak di depan para narapidana yang baru direkrut.

"Hal yang paling menakutkan? Menyadari ada orang-orang yang menganggap diri mereka rekan satu negara anda, dan dapat datang dan membunuh anda dalam sekejap, atau atas perintah seseorang, itu orang-orang anda sendiri, mungkin itu yang paling menakutkan," katanya.

Medvedev mengatakan ia hengkang dari Wagner setelah kontrak empat bulannya habis. Meski atasannya memintanya memperpanjang kontrak.

Saat ditanya apakah ia tidak takut ditembak karena menolak untuk berperang. "Entah bagaimana mereka lupa menanamkan insting pertahanan diri ketika saya tumbuh di panti asuhan, jadi saya tidak begitu takut," jawabnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement