REPUBLIKA.CO.ID, DODOMA – Sebanyak 12 negara Afrika berkomitmen menyetop penyebaran AIDS di kalangan anak-anak pada 2030. Komitmen itu disampaikan dalam pertemuan tingkat menteri perdana the Global Alliance to end AIDS in Children yang digelar di Dar Es Salaam, Tanzania, Rabu (1/2/2023).
12 negara Afrika yang berkomitmen menyetop penularan AIDS pada anak-anak adalah Tanzania, Angola, Kamerun, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Mozambik, Nigeria, Afrika Selatan, Uganda, Zambia, dan Zimbabwe. Dalam pertemuan tersebut, perwakilan masing-masing negara menyusun rencana penanganan, termasuk menyediakan lebih banyak pengujian pada wanita hamil dan merujuk mereka ke fasilitas perawatan.
Selain itu, rencana penanganan juga termasuk menemukan dan merawat balita serta anak-anak yang hidup dengan HIV. “Semua dari kita dengan kemampuan kita harus memainkan peran untuk mengakhiri AIDS pada anak-anak. The Global Alliance adalah arah yang tepat, dan kita tidak boleh berpuas diri, 2030 sudah di ambang pintu kita,” kata Wakil Presiden Tanzania Philip Mpango, dikutip laman United Nations News.
PBB menyambut komitmen yang dibuat oleh ke-12 negara Afrika tersebut. “Pertemuan ini (the Global Alliance to end AIDS in Children) memberi saya harapan. Ketidaksetaraan yang menghancurkan hati saya adalah terhadap anak-anak yang hidup dengan HIV, dan para pemimpin saat ini telah menetapkan komitmen mereka terhadap tindakan tegas yang diperlukan untuk memperbaikinya,” kata Direktur Eksekutif United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) Winnie Byanyima.
UNICEF juga menyambut komitmen penanganan AIDS pada anak-anak yang dibuat 12 negara Afrika. UNICEF berjanji akan mendukung penuh misi mereka. “Setiap anak berhak atas masa depan yang sehat dan penuh harapan. Kita tidak dapat membiarkan anak-anak terus tertinggal dalam tanggapan global terhadap HIV dan AIDS,” kata Direktur Asosiasi UNICEF Anurita Bains.
Saat ini, setiap lima menit, seorang anak di dunia meninggal karena penyebab terkait AIDS. Sekitar setengah dari anak-anak yang hidup dengan HIV, 52 persen di antaranya menggunakan pengobatan untuk menyelamatkan nyawa. Sedangkan 76 persen orang dewasa menerima antiretroviral, yang digambarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai "salah satu disparitas paling mencolok dalam tanggapan AIDS".
Selain itu, walaupun anak-anak hanya terdiri dari empat persen dari orang yang hidup dengan HIV, mereka berperan atas 15 persen dari semua kematian terkait AIDS.