Adaptasi Era Digital, 8.700 Pelaku UMKM Situbondo Pakai Aplikasi QRIS

Red: Yusuf Assidiq

Penerapan QRIS dalam transaksi jual beli di pasar tradisional.
Penerapan QRIS dalam transaksi jual beli di pasar tradisional. | Foto: Dokumen

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Sebanyak 8.700 pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Situbondo beradaptasi di era digital dengan transaksi secara non-tunai melalui aplikasi Kode Respons Cepat Standar Indonesia (Quick Response Code Indonesian Standard/QRIS).

Dari 8.400 pelaku UMKM pengguna aplikasi QRIS, sebanyak 6.700 orang melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan 1.700 orang di antaranya melalui atau nasabah Bank Jatim Cabang Situbondo.

"Pelaku UMKM yang menggunakan aplikasi QRIS sampai saat ini sekitar 1.700 orang, dan tersebar di pasar tradisional, termasuk di UMKM yang memasarkan produknya di hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) tiap Ahad di alun-alun," ujar Pemimpin Cabang Bank Jatim Situbondo, Siti Herminingsih di Situbondo.

Ia menjelaskan manfaat menggunakan aplikasi QRIS bagi pelaku UMKM, di antaranya tidak perlu menyiapkan uang kembalian, terhindar kehilangan uang dan menghindari uang palsu.

Menurut Hermin, sapaan Siti Herminingsih, penjual dan pembeli dengan menggunakan transaksi non-tunai ini sama-sama diuntungkan dari sisi keamanan dan kecepatan bertransaksi. Karena, pembeli tinggal membuka aplikasi QRIS dan menempelkan ke kode batang (barcode) yang sudah disiapkan pedagang.

"Untuk mendorong pelaku UMKM beralih menggunakan aplikasi QRIS kami terus menyosialisasikan kepada paguyuban-paguyuban UMKM, mengedukasi nasabah yang datang ke sini agar memberikan referensi kepada kerabatnya yang belum menggunakan QRIS dan kolaborasi dengan Pemkab Situbondo," katanya.

Sementara itu, Pemimpin Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Situbondo, Edy Hariyadi menyebutkan dalam kurun waktu tiga tahun jumlah pelaku UMKM yang menggunakan aplikasi QRIS lewat BRI sebanyak 6.700 orang.

"Awalnya belum seberapa, tapi ketika pandemi Covid-19 melanda, pengguna QRIS terus meningkat, seiring diterapkannya protokol kesehatan," katanya.

Menurut dia, QRIS merupakan standar pembayaran menggunakan metode kode batang (barcode) dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR code menjadi lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.

"UMKM mendaftar ke kami, nanti persyaratannya dimasukkan di sistem, lalu mereka mendapatkan kode batang. Kode batang inilah yang menjadi sarana untuk para pembeli untuk melakukan pembayaran. Kalau menggunakan QRIS melalui BRI bisa menggunakan aplikasi BRImo," ujar Edy.

Ketua Paguyuban Car Free Day (CFD) Situbondo, Khairdianta Priambada Kusuma mengatakan ratusan pelaku UMKM yang memasarkan produknya di hari bebas kendaraan bermotor atau car free day di alun-alun sudah merasakan manfaat penggunaan aplikasi QRIS.

"Semula pedagang masih belum banyak yang menggunakan QRIS dan lambat laun dari 360 pedagang di CFD, sampai sekarang sudah ada sekitar 300 pedagang memanfaatkan pembayaran non-tunai QRIS," jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


LPEI: Kontribusi Udang Terhadap Ekspor Perikanan Indonesia Capai 55,41 Persen 

Sejumlah Rumah Warga Pesisir Situbondo Rusak Terkena Banjir Rob

Kasus Positif Covid-19 di Situbondo Terus Meningkat

Situbondo Bangun Penunjang Wisata untuk Tahun Kunjungan 2019

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark