Kamis 02 Feb 2023 15:42 WIB

Pemerintah Penting Memperhatikan Kesehatan Mental Kaum Muda

Menurut Yanuar Nugroho, kecemasan anak muda adalah melihat masa depan yang tak pasti.

Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs, Yanuar Nugroho.
Foto: Dok pribadi
Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs, Yanuar Nugroho.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terbaru. Lebih dari 90 persen negara mencatat penurunan skor IPM pada 2020 atau 2021, dan lebih dari 40 persen mengalami penurunan di kedua tahun tersebut.

Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs, Yanuar Nugroho, menganggap, laporan IPM terbaru tersebut bukan sekadar mengkhawatirkan, melainkan juga menjadi perhatian. "Maksudnya adalah menjadi bahan pemikiran kita bersama untuk mencari cara agar bisa bangkit dan maju," ujarnya dalam acara bertema 'Policy Dialogue: Renewed Challenges, Exploring Solutions' di Artina Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).

Menurut Yanuar, walaupun pandemi membuat beberapa pencapaian anjlok, namun pemerintah Indonesia selama ini menginvestasikan sebagian besar anggaran untuk sektor hulu, seperti kesehatan, pendidikan, dan informal kecil menengah. Yanuar menjelaskan, informasi dari kajian Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam Indonesia National Adolescent Mental Health Survey, hasilnya mengejutkan.

Menurut laporan, terdapat satu dari tiga generasi di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Angka itu setara 15,5 juta jiwa dan satu dari 20 generasi di Indonesia mengalami mental health disorder atau sebanyak 2,45 juta jiwa. "Survei tersebut mengungkapkan bahwa gangguan paling tinggi, sebesar 15 persen pada kecemasan ialah melihat masa depan yang tidak pasti," ucap Yanuar.

Untuk mengatasi hal itu, sambung dia, beberapa hal dilakukan oleh pemerintah. Seperti meneruskan dan memperkuat, serta mengakselerasi program Kartu Prakerja dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, yang dapat menjawab kecemasan dan keresahan anak muda tentang masa depan.

Menurut Yanuar, pemerintah juga sudah meningkatkan akses ke pelbagai fasilitas kesehatan, namun hanya sedikit remaja yang mencari bantuan profesional untuk masalah kesehatan mental mereka. "Sehingga berbagai hal demikian belum cukup untuk menjawab tantangan perubahan transformasi yang sangat cepat berubah," ucapnya.

Oleh karena itu, kata dia, penting untuk memperhatikan kesehatan mental masyarakat, khususnya kaum muda, milenial, dan gen Z. "Kesehatan mental ini sangat berperan penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2030 dan mencapai Indonesia maju tahun 2045," ujar Yanuar.

Dia melanjutkan, tujuan 3 TPB/SDGs (kehidupan sehat dan sejahtera) memiliki salah satu target pada 2030, yaitu mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan. "Jika TPB/SDGs tercapai maka dapat menjadi pintu gerbang untuk mencapai Indonesia maju 2045," kata Yanuar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement