REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ekspor Inggris Andrew Bowie bertemu dengan Sekretaris Jendral ASEAN Kao Kim Hourn untuk mendiskusikan kerja sama ASEAN-Inggris dalam mewujudkan hubungan perdagangan dan investasi yang ambisius, dinamis dan berdampak baik. Pertemuan antara Menteri Bowie dan Sekjen Kao berlangsung di gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta pada Kamis (2/2/2023), menurut keterangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.
Menteri Bowie berkunjung ke Jakarta pada 1-2 Februari. Bertepatan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, Menteri Bowie bertemu dengan Sekretaris Jendral ASEAN Kao Kim Hourn, kata Kedubes Inggris.
Pada pertemuan itu, Bowie menyampaikan bahwa upaya untuk mewujudkan hubungan perdagangan dan investasi yang dinamis dan berdampak baik adalah refleksi dari semangat, resiliensi dan kebijaksanaan dari komunitas bisnis dan masyarakat di kedua belah pihak.
"Ekspor jasa dan manufaktur kami pada khususnya akan mendorong pertumbuhan di Indonesia dan ASEAN, karena semakin banyak perusahaan yang melakukan ekspor, semakin tumbuh pula lapangan pekerjaan dan ekonomi," ujar Bowie.
Selain itu, Menteri Bowie juga bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informasi RI Johnny G Plate dan para pimpinan industri teknologi. Pertemuan tersebut dilaksanakan dalam rangka persiapan acara Pekan Teknologi Inggris-Asia Tenggara (UK-Southeast Asia Tech Week) perdana yang akan diadakan di Jakarta dan Bangkok pada 13-17 Maret tahun ini.
Acara itu adalah bagian penting dari Kerja sama Inovasi Digital ASEAN-Inggris (ASEAN-UK Digital Innovation Partnership) dan akan difokuskan pada promosi dan pengembangan kebijakan perdagangan digital.
Pada kesempatan terpisah, Duta Besar Inggris untuk ASEAN Jon Lambe menyampaikan bahwa sejak Inggris menjadi Mitra Dialog ASEAN, dalam 25 tahun terakhir, kerja sama ASEAN-Inggris semakin berkembang dengan cepat.
Ia mengatakan, di bawah Komunitas Ekonomi ASEAN, Inggris sudah menetapkan beberapa tujuan bersama, dan pada tahun ini akan difokuskan pada penyampaian program-program pembangunan kapasitas.
"Inggris akan mendatangkan para ahli dari pemerintah dan perusahaan-perusahaan terdepan ke ASEAN untuk berbagi keahlian dan menjalankan program pembangunan kapasitas dalam isu-isu utama termasuk infrastruktur, digital dan jasa keuangan," ujarnya.