REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengajar manajemen kompetisi sepak bola dari Coventry University Inggris Prof Mike C Hardey menilai keseriusan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam menghadapi tantangan membenahi dunia sepak bola di Indonesia.
"Saya bertanya kepada Jenderal Sigit seberapa serius dia mau berusaha untuk masalah ini," kata Mike C Hardey ketika memberikan tanggapan terkait dengan kegiatan kursus manajemen pengamanan stadion yang berakhir pada hari Kamis (2/2/2023).
Menurut Hardey, pelaksanaan kursus manajemen pengamanan stadion oleh Polri bekerja sama dengan Coventry University selama 9 hari (25 Januari s.d. 2 Februari) di Jakarta atas inisiatif Kapolri adalah bentuk keseriusan Polri dan pemangku kepentingan lainnya dalam menghadapi tantangan dunia persepakbolaan.
"Dari ide pelatihan sampai implementasi pelatihan dengan waktu singkat menunjukkan seberapa serius Polri dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil bagian dalam tantangan ini," katanya mengungkapkan.
Hardey sependapat dengan yang disampaikan Kapolri Jenderal Pol Listyo bahwa Indonesia memiliki banyak atlet berbakat untuk berlaga di dunia sepak bola.
"Itu sangat penting bagi persahabatan internasional. Saya sangat senang mewakili rekan-rekan saya menjadi bagian perhatian ini," ujarnya.
Menurut Hardey, waktu 9 hari berinteraksi dalam kursus tersebut sangatlah singkat. Namun, dia mencermati banyak aspek yang dibutuhkan untuk laga sepak bola yang aman dan nyaman di Indonesia.
Aspek-aspek itu, kata dia, sudah tersedia banyak di Indonesia. Namun, ada tiga catatan yang perlu jadi perhatian sebagaimana yang ditekankan oleh Kapolri, yakni tentang komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi.
"Bagaimana cara berkomunikasi antara pemangku kepentingan? Bagaimana mengoordinasikan tanggung jawab masing-masing? Bagaimana berkolaborasi untuk mengembangkan infrastruktur dan lingkungan laga sepak bola yang aman, nyaman dan menyenangkan?" kata Hardey.
Hardey merupakan salah satu dari lima pengajar dari Coventry University yang memberikan pelatihan kepada 66 peserta kursus yang berasal dari unsur kepolisian, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR, penyelenggara kompetisi sepak bola seperti PSSI, PT Liga Indonesia Bersatu (LIB), dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
"Tentang inisiasi pelatihan, implementasi, dan konsekuensi dari pelatihan ini, kami merasa terhormat bisa bergabung dengan para pihak dalam kesempatan ini," tutur Hardey.
Terpisah, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memastikan Polri terus berkomitmen untuk menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo untuk melakukan perbaikan dan transformasi manajemen penyelenggaraan kompetisi sepak bola Indonesia.
Jenderal bintang empat itu menyebut, selama sembilan hari dilakukan pelatihan manajemen pengamanan stadion untuk persiapan pengamanan sepak bola merupakan komitmen Polri terus melaksanakan peningkatan kualitas dari pengamanan penyelenggaraan kompetisi besar khususnya sepak bola.
"Tentunya ini menjadi penting karena Indonesia memiliki talent yang luar biasa danpenonton yang sangat besar. Apabila bisa dikelola dengan baik, semuanya akan bisa menumbuhkan pemain yang bisa akan berkompetisi dengan baik," kata Sigit.
Mantan Kabareskrim Polri itu berharap para peserta pelatihan dengan pemateri dari Inggris yang terlibat langsung dalam manajemen pelaksanaan Piala Dunia di Qatar laludapat menyerap seluruh ilmu dan pengetahuan manajemen sepak bola sebagaimana standar FIFA.
"Harapan kami, kita bisa mewujudkan kompetisi sepak bola yang lebih berkualitas dan tentunya bisa membawa harum nama Indonesia di tingkat internasional," kata Sigit dalam penutupan kursus manajemen pengamanan stadion di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/2).