REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku usaha kawasan industri meminta pemerintah untuk bisa menjaga stabilitas ekonomi domestik menjelang tahun politik 2024. Pasalnya, situasi yang tidak kondusif secara langsung menghambat aliran investasi di kawasan industri.
"Dunia usaha berharap agar kondisi dan situasi tersebut tetap memperhatikan masalah keamanan yang menjadi prioritas agar iklim invesasi berjalan kondusif," kata Ketua Umum Himpuan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Ia mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir investasi di sektor industri yang masuk ke kawasan industri terkait dengan transformasi digital dan teknologi tinggi, kendaraan listrik, alat kesehatan, makanan minuman, serta consumer goods.
Investasi di sektor-sektor itu diharapkan terus tumbuh sehingga dapat terus menyerap tenaga kerja di kawasan industri. Pelaku industri, sebut Sanny, tengah banyak membutuhkan tenaga terampil lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), termasuk sekolah vokasi dari universitas.
Mengutip data Kementerian Investasi sepanjang 2022 total realisasi investasi tembus Rp 1.207,2 triliun. Terdiri dari investasi asing Rp 654,4 triliun serta investasi dalam negeri Rp 552,8 triliun.
Sanny mengatakan, secara kewilayahan, investasi di luar Jawa juga terus mengalami pertumbuhan. Itu didukung oleh maraknya investasi di sektor tambang atau pabrik smelter. Oleh karena itu, ke depan kawasan industri juga akan diarahkan ke luar Jawa untuk memfasilitasi investasi pertambangan yang masuk.
"Kita harapkan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bertumpu di Jawa," ujarnya.
Sebagai informasi, hingga saat ini sudah terdapat 111 kawasan industri di Indonesia. Dari ratusan kawasan tersebut, total luasan kawasan industri sudah mencapai 108 ribu hektare.