REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Azerbaijan telah melakukan penangkapan massal terhadap 39 orang sebagai bagian dari operasi yang sedang berlangsung terhadap dugaan jaringan spionase Iran. Azerbaijan Press Agency (APA) melaporkan, Kementerian Dalam Negeri melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang melakukan tindakan sabotase dan kegiatan propaganda di bawah "tabir agama".
"Mereka menyamar sebagai orang yang agamis, kemudian membuat propaganda untuk Iran di jejaring sosial dan menyalahgunakan kebebasan beragama di negara itu, menjalankan tugas layanan khusus Iran," ujar pernyataan Kementerian Dalam Negeri Azerbaijan, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (2/2/2023.
Tindakan keras itu dilakukan setelah serangan bersenjata terhadap Kedutaan Azerbaijan di Teheran pada pekan lalu. Serangan ini menyebabkan seorang pejabat keamanan tewas dan dua lainnya luka-luka.
Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan dengan senapan Kalashnikov. Pelaku berhasil ditangkap oleh polisi Iran. Insiden itu dilaporkan terkait dengan masalah pribadi dan keluarga. Namun Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menggambarkannya sebagai serangan teroris dan menyerukan penyelidikan secara menyeluruh.
Media lokal Azerbaijan menduga bahwa Iran terlibat dalam serangan penembakan di kedutaan. Media lokal mencurigai lambatnya pasukan keamanan Iran dalam menanggapi serangan di Kedutaan Azerbaijan.
"Teroris ini berhasil memasuki kedutaan Azerbaijan dua kali, polisi dan Dinas Keamanan sama sekali tidak muncul. Ini dapat terjadi jika badan-badan tersebut di atas telah menerima perintah tertentu," ujar mantan menteri luar negeri Azerbaijan, Tofig Zulfugarov.
Setelah serangan itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menelepon Presiden Aliyev. Dalam panggilan telepon itu Raisi meyakinkan Aliyev bahwa serangan baru-baru ini tidak akan memengaruhi hubungan diplomatik antara kedua negara, kendati ada ketegangan sejak perang dengan Armenia pada 2020.
Sejak terjadi serangan penembakan, Azerbaijan mengevakuasi staf kedutaan dan kerabat mereka dari Teheran. Azerbaijan juga menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Iran.