Jumat 03 Feb 2023 08:32 WIB

China: Penguatan Militer AS di Kawasan Indo Pasifik Tingkatkan Ketegangan

Filipina mengizinkan AS untuk memperluas militer mereka di negara Asia Tenggara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina-Amerika. Amerika Serikat (AS) telah memperkuat cengkraman militernya di kawasan Indo-Pasifik dengan menggandeng para sekutu untuk melawan pengaruh China. Langkah AS ini menuai kecaman dari Pemerintah China.
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika. Amerika Serikat (AS) telah memperkuat cengkraman militernya di kawasan Indo-Pasifik dengan menggandeng para sekutu untuk melawan pengaruh China. Langkah AS ini menuai kecaman dari Pemerintah China.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Amerika Serikat (AS) telah memperkuat cengkraman militernya di kawasan Indo-Pasifik dengan menggandeng para sekutu untuk melawan pengaruh China. Langkah AS ini menuai kecaman dari Pemerintah China. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan, penguatan militer AS di kawasan dapat meningkatkan ketegangan. Langkah ini juga dapat mempertaruhkan perdamaian dan stabilitas.  

Baca Juga

"Negara-negara kawasan harus tetap waspada dan menghindari paksaan atau dimanfaatkan oleh AS," kata Mao kepada wartawan dalam jumpa pers harian.

Pada Kamis (2/2/2023), Filipina mengizinkan AS untuk memperluas militer mereka di negara Asia Tenggara. Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin memimpin upaya untuk memperkuat kemitraan keamanan regional dan memperbarui persenjataan, termasuk  penempatan pasukan Amerika dan sekutu di Asia dalam menghadapi kekuatan militer China yang meningkat.

"Ini masalah besar," kata Austin pada konferensi pers, sambil mencatat bahwa perjanjian itu tidak berarti pendirian kembali pangkalan permanen Amerika di Filipina.

Austin memberikan jaminan dukungan militer AS. Filipina dan AS memiliki Perjanjian Pertahanan Bersama 1951. Perjanjian ini mewajibkan AS dan Filipina untuk membantu membela satu sama lain dalam konflik besar. Austin mengatakan, perjanjian ini berlaku untuk serangan bersenjata di salah satu angkatan bersenjata, kapal publik, atau pesawat di Laut China Selatan.

"Kami membahas tindakan nyata untuk mengatasi aktivitas destabilisasi di perairan. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memodernisasi aliansi kami, dan upaya ini sangat penting karena Republik Rakyat China terus mengajukan klaim tidak sahnya di Laut Filipina Barat,” kata Austin.

Austin pada Selasa (31/1/2023) mengatakan kepada Korea Selatan bahwa AS akan mengirim lebih banyak jet tempur dan pembom. Kemudian Washington juga membuat deklarasi keamanan dengan mitranya, Jepang. Dalam deklarasi itu, AS akan mengalihkan penempatan militernya untuk membuat kekuatan tempur yang lebih gesit. 

Pada 2021, Pemerintah AS juga memutuskan untuk menyediakan kapal selam bertenaga nuklir ke Australia. Austin mengatakan, ancaman China terhadap tatanan internasional belum pernah terjadi sebelumnya. 

“Perilaku ini menjadi perhatian serius bagi aliansi dan seluruh komunitas internasional, dan merupakan tantangan strategis terbesar di kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya," ujar Austin.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement