REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional memastikan untuk mematikan atau menonaktifkan Reaktor Triga-2000 Bandung. Hal itu berdasarkan Nota Dinas Nomor B-9/II.6/IR/1/2023 yang diteken Pelaksana Tugas Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Yan Rianto.
"Bersama ini kami menyampaikan usulan untuk tidak mengoperasikan Reaktor Tigra-2000 Bandung dengan tetap melakukan perawatan untuk memenuhi regulasi Bapeten," demikian surat yang dibuat Yan Rianto ditujukan kepada Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dikutip Republika.co.id di Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Selain mengusulkan shutdown Reaktor Triga-2000 Bandung, surat yang dibuat BRIN tersebut juga melakukan penataan fasilitas nuklir di Bandung dan optimalisasi utilisasi reaktor KST BJ Habibie. Keputusan shutdown Reaktor Tigra-2000 Bandung terasa janggal lantaran izinnya sampai 2027.
Dikutip dari laman BRIN, Reaktor Triga 2000 Bandung merupakan reaktor riset pertama di Indonesia di bawah Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK). Untuk kegiatan penilaian (assessment) dan juga terhadap fasiitas reaktor yang lainnya, melalui bantuan tenaga ahli dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir Internasional (IAEA).
Penilaian yang dilakukan akan memberikan masukkan terhadap BRIN terkait potensi pengoperasian lebih lanjut dengan dilakukan upgrade atau modifikasi sistem, struktur dan komponen (SSK) dari fasilitas guna meningkatankan faktor keselamatan dan atau dihentikan pengoperasiannya (decommissioning) apabila dinilai adanya potensi ketidakselamatan dalam pengoperasian.
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dekomisioning merupakan suatu kegiatan untuk menghentikan beroperasinya reaktor nuklir secara tetap, antara lain dilakukan pemindahan bahan bakar nuklir dari teras reaktor nuklir, pembongkaran komponen reaktor, dekontaminasi, dan pengamanan akhir.
Koordinator Pelaksana Fungsi Reaktor Triga 2000, Abdul Rohim Iso Suwarso, kondisi terkini Reaktor Triga 2000 Bandung masih aktif. Saat ini, kondisi Reaktor Triga-2000 Bandung masih beroperasi untuk tujuan produksi radioisotop, iradiasi untuk tujuan penelitian, serta pendidikan.
"Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Perpanjangan Izin Operasi Reaktor Triga-2000 Bandung pada 29 Mei 2017, Reaktor dapat beroperasi dengan daya 1.000 kW hingga Juli 2027," jelas Iso pada medio Oktober 2022.
Menurut Iso, kondisi reaktor yang pertama kali beroperasi pada 1965 dengan daya 250kW tersebut memiliki izin operasi dari Bapeten dengan daya 1.000 kW selama 10 tahun sampai dengan Juli 2027. Dengan jadwal tiga hari penuh selama sebulan dan iradiasi waktu pendek sesuai permintaan dari pelanggan seperti untuk tujuan Analisis Aktivasi Neutron (AAN).
Iso mengatakan, Reaktor Triga-2000 Bandung dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan radioisotop, AAN seperti pemantauan polusi udara, mikronutrisi balita dan batita, kebutuhan industri, medis, pendidikan dan juga pelatihan.