REPUBLIKA.CO.ID, Rabu atau Jumat, jadi hari panen rutin tiap pekan bagi sebagian warga di bantaran Kali Ciliwung, Petamburan, Jakarta Pusat. Puluhan kilogram karung berisi barang bekas diangkut ke lapak-lapak pengepul untuk dijual dan diproses lebih jauh.
Tak terkecuali bagi Surya (58 tahun). Kamis lalu, dirinya hanya menghasilkan dana sekitar Rp 70 ribu untuk puluhan kilogram sampah berbagai kategori dengan beragam harga.
Kesulitan pendapatan sejak beberapa tahun terakhir itu, memaksanya untuk pindah dari kontrakan petak dengan harga Rp 650 ribu per bulan, ke bantaran kali beberapa ratus meter dari tempat tinggal sebelumnya.
Dua tahun dia tinggal di gubuk buatannya itu dengan sang istri. Berdasarkan pantauan Republika, ada puluhan gubuk dengan puluhan pekerja serupa di lingkungan tersebut.
“Selain kamar sama tempat buat kencing, cuma ada kandang ayam di gubuk-gubuk sini. Kalau ada yang mau ayam, bisa dijual juga ini,” kata Surya sambil menunjuk beberapa kandang ayam di seberang kamarnya beberapa waktu lalu.
Tidak ada barang elektronik, selain dua buah bola lampu dan selang pompa dari kali untuk membersihkan diri atau kandang ayam yang dipeliharanya. Di terpal yang menutupi atap gubuk dan pekarangan, tampak satu kamar dengan tumpukan baju dan kain bekas sebagai alas tidur.