Gandeng Prakerja, Upaya UII Siapkan Mahasiswa Hadapi 'Tsunami' Era Digital
Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana kampus UII Yogyakarta. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) sepakat menjalin kerja sama dengan Kartu Prakerja. Wakil Rektor UII bidang Pengembangan Akademik dan Riset, Jaka Nugraha, mengatakanini merupakan upaya UII dalam menyiapkan mahasiswa dan lulusannya menghadapi 'tsunami' di era digital.
"Gelora perubahan di digital ini mengubah sistem perdagangan, sistem perekonomian, termasuk juga sistem pendidikan kita harus menyesuaikan perubahan memasuki era digital," kata Jaka.
Ia menjelaskan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini bergerak sangat cepat. Karena itu ia menyambut baik kerja sama yang dilakukan UII dengan Kartu Prakerja.
"Ini nanti bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa baik itu yang mau lulus maupun nanti yang sudah alumni yang membutuhkan pengayaan, keterampilan kompetensi, nanti apa saja bisa digali informasinya lebih lanjut," ujarnya.
Menurutnya adanya program prakerja ini akan memberikan alternatif penguatan pengayaan bagi alumni-alumni. Ada kompetensi aspek sikap, aspek pengetahuan, aspek keterampilan, baik keterampilan umum maupun keterampilan khusus.
"Ketika mahasiswa lulus itu masih membutuhkan pengayaan-pengayaan atau penambahan mungkin dulu ketika masuk program studi itu ada sedikit penyesuaian minat ya penyesuaian itu bisa dilakukan melalui penambahan kompetensi yang saat ini bisa diambil, bisa dipilih banyak platform yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah fasilitasi dari pemerintah yaitu melalui Program Prakerja," jelasnya.
Chief of Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Dedi Nurcahyanto, menyampaikan sejumlah berita buruk yang akan dihadapi di era digital saat ini. Pertama dari 145 angkatan kerja, sebanyak 89 persen tidak pernah mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat.
"Bayangkan research BPS 2019 angkatan kerja kita yang jumlahnya 145 juta, 89 persennya nggak pernah dilatih atau berlatih dan dapat sertifikat. Jadi siapapun yang lulus SMK, SMA, kuliah, apapun, dilempar begini peluangnya 10-11 persen yang dapat dan pernah menjalani pelatihan," terang Dedi.
Berikutnya yang juga jadi tantangan ke depan adalah jumlah bantuan pemerintah untuk pelatihan dari pemerintah hanya untuk melatih 800 ribu.
"Seluruh program pemerintah kalau dikumpulin jadi satu duitnya menyangkut pelatihan, hanya mampu melatih 800 ribu. Peningkatan angkatan kerja kita setiap tahun 2-3 juta setahun," ujarnya.
Karena itu ia menyambut baik UII mau bekerja sama program Kartu Prakerja. Ia menuturkan, ada peran signifikan dan strategis yang akan dihadapi UII.
"UII atau tandatangan hari ini just the beginning. Semoga kerja sama kita jauh lebih besar dari apa yang kita bayangkan," ungkap dia.