Jumat 03 Feb 2023 22:26 WIB

Madu Jembrana Tembus Pasar Internasional

Pemerintah memfasilitasi ekspor madu Jembrana.

Koloni lebah trigona itama berada di dalam kandang di Taman Tamalago, Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Selasa (20/9/2022). Kelompok Tani Hutan (KTH) Tamalago berinovasi membuat budi daya lebah trigona di perkotaan (Urban Bee) yang mampu menghasilkan 2 kilogram madu per dua bulan. Selain untuk konsumsi warga sekitar, madu tersebut dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa Barat dengan harga Rp65 ribu sampai Rp175 ribu tergantung ukuran. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Koloni lebah trigona itama berada di dalam kandang di Taman Tamalago, Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Selasa (20/9/2022). Kelompok Tani Hutan (KTH) Tamalago berinovasi membuat budi daya lebah trigona di perkotaan (Urban Bee) yang mampu menghasilkan 2 kilogram madu per dua bulan. Selain untuk konsumsi warga sekitar, madu tersebut dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa Barat dengan harga Rp65 ribu sampai Rp175 ribu tergantung ukuran. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBRANA -- Produk madu yang dihasilkan kelompok peternak lebah di Kabupaten Jembrana, Bali mampu menembus pasar internasional antara lain ke Tiongkok, Singapura, Rusia dan beberapa negara Eropa lainnya.

"Di sini kami kembangkan lebah madu jenis apis melifera asal Australia," kata Made Dwi Sumadi Putra dari Kelompok Tani Lebah Madu Buana Sari saat panen madu yang dihadiri Bupati Jembrana I Nengah Tamba di Jembrana, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga

Produksi madu dari kelompok yang berlokasi di Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo itu bisa menembus pasar dunia berkat pemerintah yang memfasilitasi pada sejumlah pameran produk.

Dari pameran dan pengembangan yang dilakukan kelompok dengan merk madu Pak Ngah itu, mereka meraih sejumlah prestasi dan mendapatkan kesempatan pameran di Jakarta Convention Center.

Setelah berhasil di Desa Yehsumbul, ia mengungkapkan, budi daya lebah madu sejenis dikembangkan ke Desa Yehembang dan Yehembang Kangin yang mulai panen hari ini. "Madu dari lebah jenis ini sudah lima bulan kami pelihara, dan sudah tiga kali panen," kata dia.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang mengikuti panen madu tersebut mengatakan, keberhasilan ekspor kelompok ini karena madu Pak Ngah bisa memenuhi standar kualitas dari negara pemesan.

"Di sekitar sini banyak pohon kelapa yang serbuk sarinya menjadi sumber makanan lebah. Bisa dilihat dari warna madu yang mirip tuak," katanya.

Bagi masyarakat yang ingin membeli madu tersebut, ia mengarahkan ke Gedung Sentra Tenun karena produk madu itu juga dijual di sana.

Bupati Nengah Tamba berjanji akan terus memantau dan memfasilitasi kelompok budi daya madu tersebut agar bisa terus bersaing di pasar internasional.

"Saya harap apa yang sudah dilakukan kelompok budi daya madu ini bisa menjadi inspirasi seluruh masyarakat Jembrana, bahwa produk asli dari kabupaten ini juga bisa bersaing di pasar dunia," ujar dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement