Sabtu 04 Feb 2023 00:01 WIB

Sukarno tanya Hukum Mempertahankan Negara, Ini Jawaban KH Hasyim Asy'ari

Sukarno memandang KH Hasyim Asy'ari sebagai inspirasi kemerdekaan.

Budayawan KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menyaksikan salah satu karya lukisan potret pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari
Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Budayawan KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menyaksikan salah satu karya lukisan potret pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengingatkan perjuangan para santri yang diwariskan salah satu pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy'ari menjelang peringatan satu abad NU.

Eri Cahyadi menceritakan kisah teladan KH Hasyim Asy'ari yang bukan hanya hikayat teladan pendiri NU, melainkan juga kelekatan organisasi keagamaan itu dengan Kota Pahlawan. "Secara histori Kota Pahlawan dengan NU sangat lekat. Salah satunya yaitu kisah perjuangan para kiai NU, bersama santri, dan warga Surabaya dalam melawan penjajah," kata dia di Surabaya, Kamis (3/2/2023).

Baca Juga

Saat itu, lanjut dia, Presiden RI Sukarno menanyakan kepada KH Hasyim Asy'ari apa hukum mempertahankan negara ini dalam melawan penjajah. Saat itu, Kiai Hasyim menjawabnya, bahwa hukum mempertahankan negara adalah wajib.

Berawal dari perkataan Kiai Hasyim itu, sambung Wali Kota Eri, muncul yang namanya Resolusi Jihad atau upaya mempertahankan harga diri bangsa Indonesia dari pendudukan bangsa asing di Kota Pahlawan.

Pada saat itulah, sebut dia, Hasyim Asy'ari mengumpulkan para kiai, mulai dari wilayah Jawa hingga Madura. Mereka berbondong-bondong datang ke tempat Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO), yang sekarang menjadi Kantor Pengurus Cabang NU (PCNU) di Jalan Bubutan. Setibanya di HBNO, para kiai merapatkan strategi melawan sekutu bangsa asing di Kota Pahlawan.

"Di Kantor PCNU itu lah, tempat tercetusnya resolusi jihad. Setelah resolusi jihad muncul, para santri berdatangan dari segala penjuru, untuk mempertahankan bangsa Indonesia. Maka dari itu, NU tidak bisa dipisahkan dari santri, dan Surabaya. Surabaya adalah NU. Nu adalah Surabaya," ujarnya.

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu berharap, agar seluruh umat muslim di Surabaya dapat mengamalkan semangat resolusi jihad sampai kapan pun. Tak hanya itu, dia juga ingin, warga Kota Pahlawan turut mengamalkan ahlussunnah wal jama'ah.

"Di peringatan 1 Abad NU kali ini, Surabaya akan menggelorakan resolusi jihad, untuk mengingat perjuangan para santri yang diwariskan oleh kyai Hasyim Asy'ari," kata Cak Eri.

Kelanjutan resolusi jihad

Resolusi jihad Surabaya dengan NU, kata Cak Eri, hingga saat ini masih dilakukan, salah satunya sinergitas antara PCNU Surabaya dengan Pemerintah Kota (Pemkot) dalam hal pengembangan dan peningkatan moral agama.

Cak Eri mengaku, pemkot turut mendukung penuh kegiatan yang dilakukan oleh PCNU mulai dari pendidikan, kajian agama, istighosah dan sebagainya. Bahkan, dalam acara Peringatan 1 Abad NU pada 7 Februari 2023 mendatang, pemkot turut berpartisipasi memberikan dukungan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo.

"Kemarin, Pak Bupati Sidoarjo whatsapp saya, katanya butuh truk DLH (Dinas Lingkungan Hidup), dan mobil ambulans. Kami kirim nanti. Sesama kepala daerah harus saling membantu, yang kedua adalah bagian hikmatnya kepada NU, agar acaranya nanti berjalan lancar," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement