Jumat 03 Feb 2023 23:26 WIB

Wamentan Dukung Peningkatan Produksi Susu Segar GKSI

Produksi susu nasional untuk industri pengolahan susu (IPS) baru mencapai 20 persen.

Red: Fuji Pratiwi
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi dosis kedua di salah satu peternakan sapi perah di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/7/2022) (ilustrasi). Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mendukung peningkatan produksi susu segar yang dihasilkan pabrik pengolahan susu PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) yang dikelola oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi dosis kedua di salah satu peternakan sapi perah di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/7/2022) (ilustrasi). Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mendukung peningkatan produksi susu segar yang dihasilkan pabrik pengolahan susu PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) yang dikelola oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mendukung peningkatan produksi susu segar yang dihasilkan pabrik pengolahan susu PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) yang dikelola oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).

"Susu merupakan salah satu sumber gizi yang penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak bangsa," kata Havrick saat kunjungan ke pabrik ISAM dilansir Antara di Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga

Harvick menuturkan ketersediaan susu dalam negeri menjadi salah satu fokus pemerintah. Hal tersebut sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk menekan angka stunting nasional.

Menurutnya, saat ini ketersediaan susu nasional untuk memenuhi industri pengolahan susu (IPS) baru mencapai 20 persen, sementara sisanya berasal dari impor susu.

Ketua Umum GKSI Dedi Setiadi menyampaikan, produksi susu segar yang dikelola GKSI mencapai 2.200 ton per hari atau 803 ribu ton per tahun. Namun, jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 30 persen atau 660 ton per hari.

Penurunan produksi susu segar ini disebabkan oleh berkurangnya populasi sapi perah akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebanyak 11 ribu ekor sapi perah di Jawa Barat terpapar PMK. Oleh sebab itu, lanjutnya, penambahan populasi sapi perah melalui impor menjadi hal yang mendesak dilakukan demi meningkatkan produksi susu nasional.

"Penambahan jumlah populasi sapi untuk meningkatkan produktivitas susu nasional," kata Dedi.

Menanggapi permintaan tersebut, Kementan mengungkapkan, usulan penambahan jumlah populasi sapi untuk meningkatkan produksi susu nasional akan segera ditindaklanjuti.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement